1. Dari: Vonny Thay
>Dear PESTA, >Apa kabar? Lama tidak berjumpa di kelas PESTA. Saya hanya ingin >menyampaikan terima kasih saya untuk pelayanan ibu Yulia dan rekan- >rekan di PESTA. Akhir-akhir ini saya baru sadar betapa kelas PESTA >telah banyak membentuk saya, terutama untuk pemikiran yang lebih >tajam dalam menelaah firman Tuhan. Hal ini diungkapkan oleh teman >baik saya. Sebelum saya ikut kelas PESTA, saya memang sudah menulis >blog. Tapi teman saya bilang, semakin lama tulisan saya semakin baik >dan tajam. Dia minta saya terus belajar di PESTA, ataupun ikut kelas >pembinaan lainnya. Hal yang serupa diungkapkan oleh rekan sepelayanan >saya yang pada hari Senin kemarin bertanya tentang beberapa doktrin. >Dia bilang bisanya kalau dia bertanya ke orang lain, jawabannya >berputar-putar. Tapi dia bingung mengapa saya memiliki pemikiran >yang tajam. Saya jawab, saya sudah ikut 6 kelas di PESTA. Lalu saya >mengajak dia untuk ikut juga. >Sejak 10 tahun yang lalu, saya memang punya impian menjadi penulis. >Saya rindu tulisan saya bisa memberkati dan menyampaikan nilai-nilai >kekristenan secara luas melampaui dinding-dinding kekristenan. Tekad >ini saya sampaikan pada Tuhan saat saya ikut retret yang diadakan >oleh Pdt. Stephen Tong. "Kekristenan seharusnya mewarnai dunia. Apa >pun keahlian yang kamu miliki, persembahkanlah untuk Tuhan," begitu >kalimat yang saya ingat. Saya ingin mempersembahkan tulisan saya, >entah itu berupa buku, novel, film, dll. yang menyiratkan nilai-nilai >kekristenan. >Puji Tuhan, pada akhirnya impian saya mulai terlihat titik >terangnya. Dimulai dari kepercayaan yang diberikan oleh Hamba >Tuhan saya yang meminta saya menulis beberapa renungan untuk >pemuda di gereja saya pada tahun 2007, lalu artikel saya dimuat >juga di warta gereja DISCIPLE INFO bulan Januari 09 kemarin. >Dan kini 1 renungan saya diterima di Renungan Harian (RH) yang >diterbitkan oleh Yayasan Gloria. Meskipun baru 1 renungan, tapi >saya sudah senang sekali. Saya semakin yakin, Tuhan memang >memanggil saya untuk menulis. >Saya sadar saya masih harus banyak belajar. Dan saya bersyukur >ada Yayasan SABDA yang menyediakan kelas PESTA yang telah saya >ikuti. Dan itu membentuk saya banyak sekali. Kiranya kesaksian >ini memacu ibu dan rekan-rekan sekalian yang ada di PESTA untuk >tetap semangat melayani Tuhan di PESTA. Tuhan memberkati. >Salam hangat, >Vonny Thay
Redaksi: To God be the glory! Semangat terus ya, Ibu Vonny.
2. Dari: Alex D. Papay
>Shalom, PESTA, >Perkenalkan saya: Ps. Alex D. Papay. Status: pelayan Tuhan. Kami >salah satu gereja Indonesia di Nederland, mau minta izin untuk >dapat memakai bahan-bahan pelajaran dari PESTA, bahan yang >simpel dan berkualitas. Bahan pelajaran ini sangat bermanfaat >sekali untuk meningkatkan kualitas rohani dari jemaat yang kami >pimpin. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih. >Tuhan Yesus memberkati. >ADP
Redaksi: Tentu kami memberi izin. Silakan mengunduh bahan-bahan PESTA dari situs PESTA. Biarlah bahan-bahan tersebut dapat menjadi berkat bagi pelayanan Anda.
Masih banyak lagi surat-surat kesaksian lain yang bisa Anda baca, terutama dari para peserta yang telah bergabung di kelas-kelas diskusi PESTA. Untuk itu, silakan berkunjung ke alamat berikut dan membaca kesaksian-kesaksian mereka:
==> http://pesta.org/kesaksian
Ketika situs-situs YLSA dibuat, masing-masing situs selalu dilengkapi dengan Buku Tamu. Tujuannya adalah agar para pengunjung, setelah berselancar di situs-situs YLSA, dapat menuliskan kesan dan pesannya untuk bisa dibaca baik oleh staf YLSA maupun para pengunjung yang lain.
Saat ini jumlah situs-situs YLSA cukup banyak (lebih dari 40 buah) karena itu Buku Tamu yang ada sudah padat dengan kesan dan pesan para pengunjung. Pada kesempatan kali ini ijinkan kami menampilkan sebagian kecil dari isi Buku Tamu tersebut sebagai apresiasi kami kepada para pengunjung yang telah bersedia membagikan kesan dan pesannya.
Nama: Adi Suryanto (Buku Tamu SABDA.org) : "Bersyukur sekali saya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menaruh kebaikan-Nya dalam hati pengelola situs ini. Kiranya IA juga akan memberikan lebih lagi segala hikmat dan kebijaksanaan agar mereka bergiat melebarkan Kerajaan Allah melalui pemberitaan kebenaran tentang firman-Nya. Tuhan memberkati kita sekalian."
Nama: Agustyna (Buku Tamu YLSA.org) : "Terima kasih buat SABDA. Lewat web ini saya diberkati. Semoga bisa mengirimkan artikel-artikel yang baru ke email saya. Thanks & GBU. Salam dalam Yesus Kristus, Tyna."
Nama: Aries Gunawan (Buku Tamu SABDA.org) : "Shalom Redaksi SABDA.org, saya merasa diberkati oleh situs ini. Semoga para staf dan karyawan yang telibat dalam penyusunan artikel dan saat teduh sesuai dengan firman Tuhan diberkati berlimpah-limpah; diberi kesehatan dan kekuatan dalam melakukan pekerjaan TUHAN. Maju terus, biarlah segala kemuliaan, pujian dan hormat hanya bagi YESUS KRISTUS! .....dan banyak jiwa dimenangkan bagi KRISTUS melalui situs ini, TUHAN memberkati."
Nama: Eddy Lisapaly (Buku Tamu DOA.sabda.org) : "Terima kasih BAPA, karena aku sudah ketemu dengan situs e-Doa untuk info tentang apa yang harus kami doakan. Diberkatilah situs e-Doa ini. Amin."
Nama: Greace Sarongallo (Buku Tamu SABDA.org) : "Shaloom redaksi SABDA.org. Mengucap syukur sekali dengan adanya situs ini... Saya merasa sangat terberkati! Begitu juga saat saya hendak sedikit belajar lebih dalam tentang Alkitab... Semoga ke depan situs ini semakin menjadi berkat bagi banyak orang untuk kemuliaan TUHAN YESUS KRISTUS. Dan semoga segenap staf dan pihak yang terlibat dalam situs ini juga diberkati dalam pelayanan, kesehatan, keluarga, dan pekerjaan masing-masing. AMIN. TUHAN YESUS memberkati :)"
Nama: Heru Santoso (Buku Tamu SABDA.org) : "Terima kasih untuk pelayanan Anda. Saya bermukin di Amerika Serikat dan sudah lama tidak membaca Santapan Harian karena sulit mendapatkannya di sini. Saya pakai bahan renungan terbitan Amerika. Tapi saat ini saya sedang travel bisnis ke Thailand dan tidak bawa bahan renungan tersebut. Saya temukan website Anda dan membacanya tiap hari. Saya bisa merasakan kesegaran rohani lagi seperti pada waktu dulu."
Nama: Josep Johanes Ardamis (Buku Tamu DOA.sabda.org) : "Puji dan syukur padamu ya BAPA di sorga, saya sangat senang dan bangga dengan adanya situs seperti ini. Kami dapat berbagi satu sama lain dan juga kami bisa memahami serta mendalami dan mengetahui bagaimana cara hidup di dalam dan bersama Kristus."
Nama: Lisdha (Buku Tamu PEPAK.sabda.org) : "Saya baru saja mulai ikut mengajar di sekolah minggu GKI Bajem Berastagi Sumut. Saya bersyukur 'dipertemukan' dengan situs ini. Sangat bermanfaat di tengah keterbatasan pelayanan sekolah minggu, baik dalam hal bahan mengajar maupun kualitas sumber daya manusia. Tuhan memberkati pelayanan ini. Amin."
Nama: Maria Margaretha Sutarmiyati (Buku Tamu SABDA.org): "Puji syukur kepada Yesus sang Juru Selamat. Di tengah kegersangan hidup, hadirlah situs yang sangat membatu untuk proses pendewasaan diri. Trims untuk team SABDA."
Nama: Robert Simorangkir (Buku Tamu SEJARAH.sabda.org) : "Tidak ada kata terlambat bagi siapa saja untuk menikmati kemudahan informasi dan teknologi, mengenal kekayaan seni dan kreativitas Allah, hikmat pemberian Tuhan kita yakni Yesus Kristus kepada manusia, teristimewa untuk situs SABDA. Terima kasih saya ikut menerima berkat tersebut. HALELUYA!!"
Nama: Rimson M.T. Simarmata (Buku Tamu YLSA.org) : "Luar biasa, sangat membantu saya untuk lebih mengenal Tuhan kita Yesus Kristus."
Nama: Sien Hien (Buku Tamu KESAKSIAN.sabda.org) : "Terima kasih Bapa, banyak hal di dalam situs ini yang memberkati, dan atas kasih-Nya saya boleh membaca kesaksian-kesaksian anak-anak-Mu di website ini. Terima kasih JBU."
Nama: Seniwati (Buku Tamu KONSELING.sabda.org) : "Jangan pernah berakhir..... Itu adalah harapan saya, agar semakin banyak orang yang mau membangun dirinya sendiri atau untuk sarana membangun orang lain..."
Nama: Theoimka (Buku Tamu KESAKSIAN.sabda.org) : "Situs ini sungguh memberikan berkat bagi saya, banyak sekali kesaksian yang membangun iman saya. Maju terus dalam Tuhan dan jangan pernah kendor imanmu dalam melayani-Nya. GBU."
Nama: Triono (Buku Tamu DOA.sabda.org) : "Saya sangat berterima kasih dan mengucap syukur, dengan adanya situs ini, setiap saat ada waktu saya bisa membaca, belajar tentang Alkitab dan mengenal Allah lebih dekat, yang selama ini tidak mungkin saya lakukan di rumah di tengah keluaga saya, karena kondisi. Tapi saya tetap bisa menyapa Tuhan dan mengenal-Nya. Haleluya."
Dari Redaksi: Kami mengucapkan banyak terima kasih banyak untuk para pengunjung situs yang telah mengirimkan kesan dan pesannya. Kami sungguh dikuatkan dan semakin bersemangat untuk melayani Tuhan. To God be the glory!
Pengantar: Berikut ini adalah surat yang kami kutip dari Pak Indriatmo (salah satu anggota Tim Modertor PESTA http://www.pesta.org >) yang berisi sharing tentang pelatihan SABDA yang Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) adakan pada tanggal 12 Juli 2010 di Jakarta dengan meminjam tempat di Istana Kana, Menteng.
Redaksi: @Indriatmo: Terima kasih banyak untuk liputannya, Pak.
From: "Indriatmo Atmo"
Subjek: Pelatihan SABDA untuk alumni PESTA - Laporan
Shalom. Senin malam (12 Juli 2010, pukul 19:00-21:00) Yayasan Lembaga SABDA memberikan pelatihan SABDA di Gedung Istana Kana - Menteng dan berjalan dengan sukses dan mantap.
Di pelatihan ini kita bisa bertemu dengan beberapa pelayan Tuhan, dari berbagai organisasi pelayanan seperti Yamari, Yasuma, Yasti, dll.. Tapi yang paling mengesankan bagi saya adalah bertemu dengan staf PESTA dan beberapa alumni PESTA yang selama ini hanya kenal akrab dari namanya saja, misalnya Ibu Yulia, Pak Eko, Sebastian, Ibu Debora dan suami, Ibu Grace Emilia, dll..
Pada acara pelatihan ini dijelaskan bagaimana cara mengoperasikan software Alkitab SABDA versi 4 dan ALKITAB SABDA (online). Saya selama ini akrab dengan SABDA versi 1.6 (dibuka secara portable) karena di kantor tidak bisa instal program apa pun. Melihat perkembangan SABDA versi 4, saya dibuat terkagum-kagum karena sangat lengkap dan terintegrasi. Ada fasilitas Nomor Strong, ada juga daftar silsilah, peta, gambar, ilustrasi ayat, cerita Alkitab anak, dll.. Semua alat-alat studi Alkitab tersedia lengkap, khususnya Alkitab dari berbagai terjemahan. Bahkan ada audio yang membaca ayat yang sedang dibuka, ada daftar lagu Kidung Jemaat sesuai ayat, ada MP3 Kidung Jemaat, dll - dll (saking lengkapnya). Pokoknya TeOPe BeGeTe eSKaeL ... two thumbs up buat Tim SABDA yang sudah bekerja keras untuk Tuhan.
Pada pertemuan tersebut juga dibagikan CD MP3 Alkitab dalam berbagai bahasa (Indonesia, Jawa, Sunda, Aceh, Nias, Madura, Malay, Mandarin, Inggris, Yunani, dll.). Mudah-mudahan ada beberapa bahasa lain yang nanti akan menyusul, kata bu Yulia. Kita juga mendapat buku Perjanjian Baru Versi Mudah Dibaca. Semuanya FOC (Free of Charge) alias gratis!
Ada hamba Tuhan, namanya Pak Andreas yang melayani di Hong Kong, Taiwan, dan sekitarnya. Beliau menceritakan pelayanannya untuk orang Indonesia di sana, dan tentu banyak terbantu dengan adanya Alkitab MP3 dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah. Bu Yulia juga sharing bagaimana CD-CD Alkitab Audio ini telah menjadi berkat, termasuk di daerah yang sulit dimasuki Alkitab. CD-CD ini juga berguna untuk pelayanan pasien di rumah sakit yang harus beristirahat dan tidak boleh membaca; mereka bisa mendengarkan Alkitab MP3. Pelayanan untuk para lansia, para tuna netra, dan mereka yang masih buta huruf juga sangat dibantu dengan keberadaan Alkitab MP3 ini.
Terima kasih banyak YLSA untuk semua pelayanannya bagi kemuliaan nama Tuhan Yesus. (Tengkiu juga untuk mie & teh hangat-nya dari Ibu Gina ...)
Kami, yang sekarang memiliki software Alkitab SABDA versi 4 maupun CD-CD Alkitab MP3, didorong untuk membagikannya ke semua orang dengan FoC (Free of Charge), seperti semboyan YLSA: "Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma" (Matius 10:8). . Menurut bu Yulia pelayanan kita dibatasi tempat dan waktu, tapi CD Alkitab dan CD SABDA bisa dipakai Tuhan untuk pergi ke mana saja dan kita tidak perlu membelanya, karena Alkitab akan membela Diri-Nya sendiri.
Demikian sekilas info, silakan teman-teman yang lain bisa menambahkan pengalamannya di Istana Kana kemarin malam.
GBU Indriatmo
Software Alkitab SABDA versi 4 bisa Anda unduh dari: ==> http://www.sabda.net >
Sedangkan, situs ALKITAB SABDA online bisa Anda akses lewat: ==> http://alkitab.sabda.org >
Sejak Yayasan Lembaga SABDA mempromosikan CD-CD Alkitab Audio dua tahun yang lalu, pemesanan CD Alkitab Audio datang bertubi-tubi dari berbagai penjuru Nusantara dan dengan berbagai latar belakang. Nah, melalui beberapa surat yang kami bagikan di bawah ini, kami berharap para Sahabat dan Pendukung YLSA bersedia berdoa agar CD-CD Alkitab Audio yang sudah tersebar ini dapat dipakai Tuhan untuk menjangkau jiwa dan memuliakan Tuhan.
From: Jon Hendrika ... > Salam sejahtera dalam Yesus Kristus, Sekitar 6 bulan > yang lalu saya mengunduh Alkitab audio dan membakarnya > ke dalam sebuah CD. Setiap hari saya dan keluarga > mendengarkan CD tersebut dan kami sangat diberkati, > terutama anak-anak saya yang usianya masih relatif muda. > Mereka mendengar pembacaan firman Tuhan setiap hari. > Pendek kata, kami sekeluarga sangat diberkati dengan > Alkitab audio tersebut. Lalu saya terbeban untuk > memperbanyak dan membagikan secara GRATIS kepada orang- > orang di sekitar saya. Setiap kali kami berdoa, Tuhan > tambah-tambahkan beban ini untuk membagi-bagikan firman > Tuhan kepada orang lain. Hal ini sekaligus mengajar saya > dan keluarga untuk belajar memberi dan melayani. From: "Boni" ... > Keinginan saya untuk memiliki ada beberapa alasan, > selain karena memang ingin mengoleksi, saya juga > ingin bisa mendengarkan firman Tuhan via PC/Notebook > saya. Mudah-mudahan saya pun bisa menyampaikan amanat > Tuhan Yesus untuk menyebarkan firman ke teman-teman > seiman di lingkup teknologi informasi, terlebih > sahabat-sahabat, saudara, dan keluarga saya. From: Erick Refy > Saya sangat senang setelah mengetahui kalau Alkitab > Audio sudah ada. Selama ini saya sangat terbeban > dengan teman kuliah saya (di STTP-Bogor) yang gagal > operasi retina mata. Sekiranya Alkitab ini masih ada > persediaannya saya mohon dikirim satu saja untuk > teman saya. Terima kasih, Tuhan Yesus Memberkati. From: Jimmy Pratama ... > Alasan meminta CD Alkitab Audio adalah untuk orang > tua saya yang tidak bisa lagi membaca Alkitab karena > penglihatannya sudah kabur. From: E. A. > Sudah lama tidak baca Alkitab. CD Alkitab Audio > rencananya mau saya dengarkan ketika dalam > perjalanan pergi atau pulang kantor yang macet. > Selain itu ada 3 orang teman yang belum percaya > yang setiap hari ikut saya ke pergi pulang kantor. > Siapa tahu lewat CD tersebut mereka juga bisa > beriman kepada Kristus. Bantu saya dalam doa > supaya saya tidak malu memperdengarkan firman > Tuhan ini kepada mereka. Kekhwatiran saya > adalah mereka menganggap saya fanatik, norak, > kristenisasi, dll.. Saya tahu rencana ini tidak > membuat musuh gembira. Saya yang bodoh ini butuh hikmat > Tuhan dan berharap saya juga berguna bagi-Nya. > Terima kasih sebelumnya karena telah merespons > pesan saya. Kiranya Tuhan memberkati pelayanan YLSA. From: Rudi Wijanarko > Kami ingin membantu para lansia yang ada di > gereja yang tidak bisa baca tulis untuk bisa > mendengarkan pembacaan Alkitab setiap hari di > rumah mereka. Terima kasih atas perhatiannya. > Selamat melayani. Tuhan Yesus memberkati. From: Jason > Istri saya sedang hamil. Kami ingin anak kami > dalam sejak dalam rahim dapat mendengar firman Tuhan. From: Yudi > Kebetulan saya mempunyai seorang kenalan yang > buta huruf, akan tetapi beliau mempunyai kerinduan > dan keinginan yang kuat untuk membaca Alkitab setiap > harinya (selama ini beliau hanya bisa mendengarkan > firman ketika mengikuti misa saja), sedangkan orang- > orang di sekitarnya tidak ada yang kristiani, jadi > tidak ada yang bisa membantu membacakan Alkitab. > Oleh karena itu kalau memang ada, saya ingin > mencarikan Alkitab elektronik bersuara buat > beliau. Mohon infonya jika memang sabda.org > menyediakannya atau mempunyai link yang bisa > saya akses... From: Lucianna > Untuk melayani para manula dan orang yang sakit > di rumah sakit yang tidak dapat membaca Alkitab. > Besar harapan saya supaya YLSA dapat mengabulkan > permohonan saya. Tuhan memberkati. From: Surjo Sulaksono> Tadi pagi telah saya terima dalam kondisi baik > sebuah CD AUDIO BIBLE MP3. Saya sangat menghargai > kiriman tersebut karena akan saya pergunakan pula > untuk pelatihan membaca Alkitab bersuara (Reading > Scripture Aloud) di gereja kami. Kiranya para > lektor di gereja kami akan mendapat contoh yang > berharga. Semoga Tuhan Yesus menyertai pelayanan YLSA.
Pokok doa: Berdoa untuk mereka yang sudah menerima CD-CD Alkitab Audio yang YLSA telah sebarkan supaya boleh menjadi berkat.
Dari:
>Salam kasih, >Kesempatan ini saya berterima kasih kepada tim SABDA >yang sudah mengirimkan CD SABDA dan sudah diterima. >Oh ya, sudah dipasang dikomputer saya dan hasilnya >LUAR BIASA. >Saya berdoa SABDA tetap melakukan yang terbaik bagi >Tuhan Yesus khususnya di bidang IT (seperti semboyan SABDA) >sehingga makin banyak orang mengenal YESUS sebagai TUHAN >dan JURU SELAMAT pribadi. Terima kasih, Tuhan Yesus >memberkati selalu. >Dengan kasih Kristus, >Pdt. Joy Lempas
Redaksi:
Sama-sama Pak Joy. Kami senang sekali mendengar berita dari Anda. Kami doakan agar pelayanan Anda semakin diberkati Tuhan, karena Anda memberitakan firman Tuhan yang hidup! Selamat melayani.
1. Dari: Tri>Saya sangat berterima kasih dan mengucap syukur >dengan adanya situs ini. Setiap saat ada waktu >saya bisa membaca, belajar tentang Alkitab, dan >mengenal Allah lebih dekat, yang selama ini tidak >mungkin saya lakukan di rumah di tengah keluarga saya, >karena kondisi. Tapi saya tetap bisa menyapa Tuhan dan >mengenalnya. Haleluya. 2. Dari: Rimson MT Simarmata >Luar biasa sangat membantu saya untuk lebih mengenal >Tuhan kita Yesus Kristus. 3. Dari: Emanuel Triwibowo >Shalom ... >Puji Tuhan, saya sudah menerima CD SABDA pada >tanggal 28 April 2010. Mohon maaf terlambat >memberi informasi karena sikon. Saya tidak bisa >setiap hari online, dan juga kadang hanya sekali >sebulan saya dapat ke kantor pos melihat kiriman surat. >Sekali lagi, terima kasih. Modul-modul tersebut sangat >berguna bagi pelayanan saya, mengingat di tempat saya >pelayanan sangat jauh dari toko buku (harus ke kota >Pontianak yang jaraknya 420 km). >Terima kasih juga karena dikirim secara gratis. >Tuhan berkati dan maju terus SABDA.... 4. Dari: Alex Sasialang >Terima kasih banyak, program ini sangat membantu >saya dan keluarga dalam pelayanan.
Redaksi:
Puji Tuhan! Terima kasih banyak untuk surat dari para Sahabat dan Pendukung YLSA yang sangat memberi dorongan kepada kami yang melayani di YLSA. Kiranya pelayanan YLSA semakin menjadi berkat bagi jemaat Tuhan di mana pun mereka berada. Segala kemuliaan hanya bagi Allah!
Renungan
Ada orang yang ingin menguji kesucian agama Kristen melalui kesucian umat Kristen. Menurut saya, Anda tidak berhak mempertanyakan keabsahan pengujian seperti itu. Ujian yang tepat adalah dengan mengenakannya pada diri sendiri -- dengan "mengecap dan melihat bahwa Tuhan itu baik". Dengan mengecap dan melihat, Anda akan membuktikan kebaikan-Nya, dan dengan cara yang sama Anda harus membuktikan kesucian Injil-Nya. Tugas Anda adalah menemukan Kristus yang tersalib bagi diri Anda, bukannya mencari gambaran pada diri orang lain, yang Anda anggap memunyai kuasa anugerah untuk mengatasi kecurangan dan menyucikan hati.
Karena Allah telah memberikan Alkitab bagi Anda, Dia ingin Anda membacanya, dan tidak menjadi puas dengan melihat orang lain. Anda tidak boleh puas dengan perasaan yang meluap-luap karena perkataan orang lain. Satu-satunya kekuatan Anda untuk mengetahui agama yang sejati adalah dengan mempersilakan Roh Kudus-Nya bekerja di dalam hati Anda sehingga dapat mengalami kuasa agama itu. Anda tidak berhak menilai agama dari segi kelebihan atau sisi luarnya saja. Dan apabila Anda membenci agama sebelum mengujinya sendiri maka Anda menjadi orang bodoh di dunia ini dan orang jahat di kehidupan yang akan datang. Hal ini berlaku bagi sebagian besar umat manusia. Bila Anda mendengar seseorang mencemooh Alkitab biasanya Anda menyimpulkan bahwa ia tidak pernah membacanya.
Diambil dari:
Judul buku | : | Waktu Teduh bersama Charles Spurgeon |
Penyusun | : | James S. Bell, Jr. |
Penerjemah | : | Haniel Eko N. |
Penerbit | : | Gloria Graffa, Yogyakarta 2004 |
Halaman | : | 58 |
Dari: Rimson MTS.> Luar biasa, {YLSA} sangat > membantu saya untuk > lebih mengenal Tuhan kita > Yesus Kristus. Dari: Rev. Yono Abadi > Say hello, salam kenal > dengan YLSA beserta > semua staf-anggotanya. > Sudah lama saya membaca > situs SABDA tapi baru kali ini > saya memperkenalkan diri. > Salam kenal dan salam damai sejahtera. > Selamat berdoa dan bekerja. > Salam dari Melbourne, Australia. Redaksi: Salam kenal untuk Pak Rimson dan Pak Yono Abadi. Senang sekali menerima surat Anda yang hangat. Kami bersyukur karena pelayanan YLSA telah menjangkau Anda yang ada di tempat yang jauh dari kami. Ini memberikan semangat kepada kami untuk terus bersungguh-sungguh melayani Tuhan.
Renungan
Saya rasa pasal ini merupakan pasal yang paling penting dalam tulisan Paulus, terutama bagi orang-orang yang telah kehilangan seseorang dalam hidup ini. Tidak lama setelah orang-orang yang kita kasihi pergi, maka akan timbul pertanyaan, "Akankah kita bertemu dengan mereka lagi?" Paulus menjawab pertanyaan ini, dan memberikan suatu penghiburan yang dapat kita temukan dengan sangat jelas yang tidak dinyatakan dalam ayat lain. Ketika kita membaringkan orang-orang yang kita kasihi yang telah pergi, adalah suatu penghiburan ketika kita mengetahui bahwa kita akan bertemu dengan mereka lagi dalam waktu yang tidak lama.
Apabila saya pergi ke suatu pemakaman, saya suka memikirkan masa ketika orang yang meninggal akan bangkit dari kubur mereka. Kita membaca bagian dari pasal ini dalam apa yang kita sebut "kebaktian penguburan." Saya rasa itu merupakan suatu ungkapan yang kurang tepat. Paulus tidak pernah berbicara mengenai "penguburan." Ia berkata tubuh ditaburkan dalam kebinasaan, ditaburkan dalam kelemahan, ditaburkan dalam kehinaan, ditaburkan dalam tubuh jasmani. Jika saya mengubur satu keranjang gandum, saya tidak pernah berharap untuk melihatnya lagi, tetapi jika saya menaburkannya, saya mengharapkan hasil. Berterimakasihlah kepada Allah, teman-teman kita tidak dikuburkan, mereka hanya ditaburkan! Saya menyukai nama Saxon untuk pemakaman -- yaitu "tanah Allah".
Injil yang diberitakan oleh para rasul bersandar pada empat penyangga. Yang pertama adalah kematian Kristus yang menebus dosa, yang kedua adalah pemakaman dan kebangkitan-Nya, yang ketiga adalah kenaikan-Nya, dan yang keempat adalah kedatangan-Nya kembali. Keempat doktrin ini diberitakan oleh semua rasul, dan oleh keempat doktrin tersebut, Injil harus bertahan atau gugur.
Dalam ayat pembukaan bab ini, kita memperoleh pernyataan yang jelas dari Paulus, bahwa doktrin kebangkitan adalah bagian dari Injil. Ia menyatakan arti Injil bahwa Kristus mati untuk dosa-dosa kita, tetapi bukan hanya itu -- Ia dimakamkan dan bangkit lagi pada hari ketiga. Kemudian ia mengumpulkan saksi-saksi untuk membuktikan kebangkitan-Nya: "Ia menampakkan diri kepada Kefas (yaitu, Simon Petrus), dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."
Itulah kesaksian yang cukup jelas dan cukup kuat untuk memuaskan seorang penyelidik yang tulus. Tetapi orang Yunani tidak memiliki kepercayaan pada kemungkinan kebangkitan, dan para petobat di Korintus telah didewasakan dalam ketidakpercayaan itu. Oleh karena itu, Paulus mengajukan pertanyaan berikut: "Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?" Itu adalah salah satu pengajaran yang salah yang telah menjalar ke dalam jemaat di Korintus, karena tidak ada orang Yahudi ortodoks yang pernah berpikir untuk mempertanyakannya.
Menyangkali kebangkitan sama dengan mengatakan bahwa kita tidak akan pernah melihat lagi orang-orang yang kita kasihi yang tubuhnya telah kembali menjadi tanah. Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka kita sama seperti hewan. Betapa kejamnya memiliki orang yang mengasihi Anda jika ini benar! Betapa menakutkannya, mereka harus membiarkan sulur hati Anda berpilin, jika, ketika mereka dipisahkan oleh kematian, itu adalah akhir segalanya. Saya lebih memilih membenci daripada mengasihi jika saya memikirkan tidak akan ada kebangkitan, karena dengan demikian saya tidak merasakan benturan ketika kehilangan hal yang dibenci. Oh, jahatnya ketidakpercayaan! Ketidakpercayaan merampas semua harapan kita yang paling besar. "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia."
Kekekalan
Umat manusia secara alamiah "merindukan yang tidak terbatas". Di antara orang-orang yang paling primitif, para filsuf telah mengamati apa yang disebut "minat terhadap hal yang tidak terbatas", yang mengelabui pengajaran bahwa kematian mengakhiri segalanya. Kematian merupakan salah satu perbedaan antara manusia dan hewan. Burung di udara, hewan di padang, pada masa sekarang sama seperti ketika mereka di Taman Eden. Mereka makan dan tidur dan melewati hidup mereka hari demi hari dengan rutinitas yang tidak berubah. Keinginan mereka sama, kebutuhan mereka sama. Namun manusia selalu berubah. Keinginannya selalu bertambah. Pikirannya selalu merencanakan ke depan. Tidak lama setelah ia mencapai satu tujuan, ia akan menuju tujuan berikutnya, dan bahkan kematian sendiri tidak dapat menariknya. Seorang kafir yang terkenal pernah berkata, "Musuh terakhir yang harus dihancurkan bukan kematian, melainkan kepercayaan manusia pada kekekalannya."
Antisipasi atas kehidupan masa depan dapat digambarkan seperti perasaan yang tumbuh pada burung menjelang musim dingin, suatu perasaan yang mendorongnya untuk pergi ke daerah selatan -- "suatu dorongan misterius dan tidak diketahui, tetapi tidak dapat ditahan dan tidak salah": atau bagai kerinduan tanaman di daerah selatan, yang diambil ke daerah beriklim utara dan ditanam di tanah daerah utara. Mereka tumbuh di sana, tetapi selalu gagal berbunga. Semak yang malang itu memimpikan bunga yang indah yang tidak pernah dilihatnya, tetapi yang dengan samar-samar disadarinya bahwa bagaimanapun ia harus menghasilkan. Tanaman itu merasakan bunga tetapi ia tidak memiliki kekuatan untuk menghasilkannya dalam iklim yang setengah beku dibanding iklim sebelah selatan. Begitulah pikiran masa depan telah menghantui kita semua.
Para filsuf memiliki banyak fakta untuk membuktikan jangkauan ke depan yang umum ini menuju kehidupan setelah kematian. Diduga bahwa banyak ritual dan acara pemakaman, misalnya, disebabkan karena itu. Jika tubuh sekali lagi akan ditempati oleh rohnya, maka disarankan agar tubuh dilindungi terhadap bahaya. Akibatnya, kita melihat kubur tertutup supaya musuh tidak menggali sisa yang ada dan tidak menghormatinya. Livingstone menceritakan bagaimana seorang pemimpin Bechuana dimakamkan dalam kandang ternak. Kemudian ternak dibawa selama beberapa jam sampai semua jejak kubur lenyap. Tetapi tubuh harus dilindungi bukan hanya dari penggunaan yang merusak, melainkan juga, sedapat mungkin, dari pembusukan; dan proses pembalseman merupakan suatu usaha keras untuk tujuan ini. Kadang-kadang, kebangkitan memang tidak diinginkan, dan karena itu kita menemukan mayat dibuang ke dalam air untuk menenggelamkan rohnya. Dikisahkan bahwa orang Mesir modern membawa tubuh berputar-putar supaya roh menjadi pusing dan karena itu tidak dapat menyusuri kembali langkahnya; sedangkan suku Aborigin tertentu di Australia mengambil kuku dari tangan kalau-kalau mayat yang hidup kembali akan menggaruk jalan keluar dari selnya yang sempit.
Ketika konsep kehidupan yang kedua sebagai kelanjutan dari kehidupan yang sekarang dianut, kita menemukan kebiasaan menguburkan benda-benda mati, seperti senjata dan peralatan. Orang yang mati akan memerlukan segala sesuatu di seberang -- seperti yang ia lakukan ketika masih hidup -- kematian. Bukan saja benda mati, melainkan hewan dibunuh supaya arwahnya mengikuti arwah orang yang sudah meninggal. Orang-orang Bedouin menyembelih untanya di dekat kubur teman seperjuangannya yang sudah meninggal: yang sangat dibutuhkan dalam dunia ini, itu juga akan sama dalam kehidupan berikutnya. Dari sini, satu langkah memimpin pada persembahan korban manusia. Para isteri mengikuti suami mereka; para budak dibunuh supaya mereka tetap melayani tuan mereka. Dalam kata-kata yang diungkapkan Tennyson:
"Dalam penguburan orang barbar mereka membunuh para budak dan membunuh isteri; terasa dalam diri mereka nafsu yang tidak boleh diingkari dalam kehidupan kedua."
Ajaran Kebangkitan Dalam Perjanjian Lama
Kita hanya menangkap sekilas ajaran kebangkitan dalam Perjanjian Lama, tetapi orang-orang kudus pada zaman itu jelas memercayainya. Hampir dua ribu tahun sebelum Kristus, Abraham berlatih pengorbanan-Nya di gunung Muria ketika ia menaati perintah Allah untuk mengorbankan Ishak. Merujuk hal ini, Paulus menulis, "... karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali." Lima ratus tahun kemudian kita mendapatkan Allah berkata kepada hamba-Nya, Musa: "Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan." Yesaya menulis -- "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan Tuhan ALLAH akan menghapus air mata dari pada segala muka", dan sekali lagi -- "Orang-orang mati akan hidup, bersama dengan tubuhku yang mati mereka akan bangkit. Bangun dan bernyanyilah, engkau yang berdiam dalam debu: karena embunmu sama seperti embun daun-daunan, dan bumi akan membuang orang mati." Uraian Yehezkiel yang jelas mengenai kebangkitan Israel dari tulang-tulang yang kering, yang memberitahukan nubuatan pemulihan Israel, merupakan bukti lain. Ketika Daud kehilangan anaknya, ia berkata ia tidak dapat memanggilnya kembali, tetapi ia akan pergi dan bersama anak itu. Di lain kesempatan ia menuliskan, "Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu."; dan -- "Tetapi Allah akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku."
Ayub bapa leluhur menghibur dirinya sendiri dengan harapan mulia yang sama ketika ia berada dalam kesedihan yang mendalam. Ia yang telah bertanya -- "Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan? Dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?" -- berkata, "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat Ia memihak kepadaku, mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain." Ayub pasti memiliki keyakinan yang teguh bahwa tubuhnya akan dibangkitkan kembali, nanti tetapi bukan di bumi, karena "bagi pohon masih ada harapan," ia berkata lagi, "apabila ditebang, pohon itu akan bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai. Tetapi bila manusia mati, maka tidak berdayalah ia, bila orang binasa, di manakah ia? Seperti air menguap dari dalam tasik, dan sungai surut dan menjadi kering, demikian juga manusia berbaring dan tidak bangkit lagi, sampai langit hilang lenyap, mereka tidak terjaga, dan tidak bangun dari tidurnya."
Dalam Kitab Hosea Tuhan menyatakan, "Akan Kubebaskankah mereka dari kuasa dunia orang mati, akan Kutebuskah mereka dari pada maut? Di manakah penyakit samparmu, hai maut, di manakah tenaga pembinasaanmu, hai dunia orang mati?"
Dalam Kitab Daniel pasal yang terakhir kita sekilas melihat lagi kebenaran yang sama, "Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya." Dan kitabnya ditutup dengan kata-kata berikut, "Tetapi engkau, pergilah sampai tiba akhir zaman, dan engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman."
Sebagai lambang, kebangkitan ditetapkan sebelumnya dalam Perjanjian Lama. Melalui buah sulung yang diberikan sehari setelah Perjamuan Paskah sebagai suatu permohonan dari seluruh panen, anak-anak Israel diajarkan ciri-ciri Mesias yang harus menjadi "yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal." Beberapa orang telah mengatakan bahwa tugas utama bangsa Israel di Kanaan adalah mempersiapkan ciri-ciri kebangkitan Juru Selamat, dan tindakan religius pertama mereka adalah berpegang pada ciri-ciri Juru Selamat yang dibangkitkan itu.
Dalam Perjanjian Baru
Tetapi apa yang dirujuk sebagai interval yang panjang dalam Perjanjian Lama menjadi masalah kenyataan dan pengajaran yang jelas dalam Perjanjian Baru. Kata "kebangkitan" tertulis empat puluh dua kali dalam Perjanjian Baru. Selama pelayanan-Nya, Tuhan kita sering merujuk pada kebangkitan umum dari orang-orang yang meninggal. Orang Saduki pernah menemui-Nya dengan sebuah pertanyaan yang sulit mengenai hubungan pernikahan dalam kehidupan nanti, dan Yesus berkata: "Tetapi tentang kebangkitan orng-orang mati tidakkah kamu baca apa yang difirmankan Allah, ketika Ia bersabda, Akulah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup." Pada kesempatan lain, Kristus mengatakan, "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan,4 undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak memunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar." Ketika Lazarus meninggal, Yesus mengucapkan kata-kata penghiburan kepada saudara-saudara perempuannya, "Saudaramu akan bangkit." Marta menjawab, "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada akhir zaman." Yesus berkata kepadanya, "Akulah kebangkitan dan hidup."
Perkataan Yang Sangat Baik
Kita akan melihat bahwa keyakinan pada kehidupan di masa depan tidak didasarkan pada Kristus, dan tidak satu pun yang memercayai bahwa kekekalan merupakan karunia-Nya. Kita mendapatkannya dari Allah Sang Pencipta.
Meskipun gagasan tersebut sudah ada sebelum kekristenan, gagasan itu hanya sebatas "perkiraan yang sangat baik". Manusia secara alamiah tidak dapat melihat melampaui kubur yang paling sempit dan melihat apa yang ada di seberang sana. Sekeras apa pun usahanya untuk menggunakan matanya, ia tidak dapat mengintip tabir kematian. Kematian selamanya berada di hadapannya, menghancurkan harapannya, memeriksa rencananya, menggagalkan tujuannya, suatu penghalang yang tidak dapat dipatahkan oleh apa pun. Sejak dosa memasuki dunia, kematian telah memerintah, membuat bumi menjadi satu kubur yang besar. Kematian tidak pernah beristirahat. Di setiap umur dan setiap negeri, "Engkau berasal dari debu dan kembali kepada debu" merupakan kalimat yang menyingkirkan manusia. Semua generasi manusia ketika mereka melewati dunia harus mengikuti kematian mereka.
Banyak hal yang tidak terduga terjadi pada kita dalam kehidupan ini, tetapi kematian bukan salah satu di antaranya. Kita tidak mengetahui bagaimana atau kapan kematian akan datang, tetapi seandainya Tuhan menundanya, kematian suatu saat pasti datang. Kita telah mendengar dokter yang melakukan penyembuhan yang mengagumkan, tetapi kemampuan dan pengetahuan mereka tidak mampu menghalangi kematian. Sepanjang enam ribu tahun sejak kematian memasuki bumi yang dikutuk dosa ini, peralatan manusia telah gagal memenangkan kembali suatu tanda kemenangan dari kematian. Peradaban yang semakin berkembang, pendidikan yang semakin meningkat, kemajuan dalam perdagangan dan kesenian -- tidak ada satu hal di antaranya yang membuat kita lebih unggul dari orang yang paling primitif dalam hal kematian. Kematian selalu menang pada akhirnya. Aliran selalu dalam satu arah, ke depan, dan tidak pernah ke belakang.
Dibawa Kepada Terang Oleh Kristus
Yang tidak diketahui oleh orang yang paling bijaksana di bumi disingkapkan oleh Kristus. Ia tidak menciptakan kekekalan, tetapi Ia "menghapus kematian, membawa kehidupan dan kekekalan ke dalam terang melalui Injil." "Negeri yang tidak dijelajahi tersebut," yang dibicarakan oleh penulis puisi, "yang dari negeri itu orang-orang yang bepergian dan tidak pernah kembali," bukan negeri yang tidak terjelajahi bagi orang percaya. Tuhan kita menjelajahinya. Ia memasuki daftar menentang kematian dalam wilayah-Nya sendiri dan muncul lebih dari sekadar Penakluk. Tongkat lambang kekuasaan kematian memang masih umum, tetapi sudah dipatahkan, dan suatu hari akan dihancurkan menjadi debu. Orang-orang Kristen tidak lagi berspekulasi mengenai masa depan: kepastian diraih di sisi kubur kosong Kristus. "Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal." Kita dapat melihat bekas peninggalan kembali-Nya.
Kemenangan
Oleh karena itu, kita dapat ikut dalam tujuan berkemenangan, "Kematian ditenggelamkan oleh kemenangan." Sengat kematian adalah dosa, dan Allah telah memberikan kita kemenangan melalui Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka yang telah tertidur di dalam Kristus tidak binasa, tetapi suatu hari kita akan melihat mereka muka dengan muka.
Betapa Injil yang kita miliki adalah Injil mengenai sukacita dan harapan, dibandingkan dengan yang dimiliki orang-orang yang tidak percaya! "Orang kafir merasa sedih tanpa harapan," tulis Dr. Bonar; "Bagi mereka kematian dengan sendirinya berkaitan dengan tidak ada harapan, tidak ada kecemerlangan, tidak ada kemenangan. Kematian bukan matahari terbenam bagi mereka, karena matahari yang terbenam mengundang kita untuk menantikan matahari yang lain, yang sama terangnya dengan yang sudah terbenam. Kematian bukan musim gugur atau musim dingin, karena musim gugur dan musim dingin berbicara tentang kembalinya musim semi dan musim panas. Kematian bukan benih yang dibuang ke dalam tanah yang keras, karena melepaskan benih meramalkan pohon atau bunga di masa depan, yang lebih indah daripada benih itu. Kematian merupakan kegelapan yang sederhana dan murni, semua awan, bayangan, kesunyian. Pilar hancur berserakan, sebuah kapal hancur berkeping-keping, kalah dalam pertandingan, sebuah harpa yang terletak di tanah dengan dawai yang dipatahkan dan kehilangan alunan musiknya, suatu kuncup bunga yang diremukkan -- semua ini adalah ekspresi kesedihan atas dukacita mereka yang tiada harapan. Pikiran bahwa kematian adalah gerbang kehidupan datang bukan untuk menggembirakan orang yang ditinggalkan dan mempercerah kubur. Kebenaran bahwa kubur adalah tanah dan mayat adalah benih yang ditaburkan oleh tangan Allah sendiri untuk memanggil kehidupan yang tersembunyi; bahwa pertandingan tidak dikalahkan, tetapi hanya kemenangan yang sedikit dipercepat; bahwa pilar tidak dihancurkan tetapi diubah menjadi bangunan lain dan kota lain untuk menjadi "sebuah pilar dalam rumah Allah; bahwa kuncup bunga tidak diremukkan, tetapi ditransplantasikan untuk perluasan pada sebidang tanah dan udara yang lebih menyenangkan; bahwa harpa tidak dipatahkan, tetapi diserahkan kepada penyanyi yang lebih andal yang akan menghasilkan semua jangkauan kaya dari musiknya yang tersembunyi: hal-hal ini yang tidak memiliki tempat dalam teologia mereka, apalagi dalam impian mereka."
Suatu Doktrin Yang Penting
Beberapa orang mengaku bahwa persoalan mengenai Juru Selamat yang telah bangkit tidak penting. Dengarlah apa yang Paulus katakan, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih daripada itu, kami berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu." Saya memberitahukan kepada Anda doktrin ini sangat penting. Doktrin ini bukan hanya persoalan spekulatif yang kita hadapi: doktrin ini merupakan kepentingan praktis yang paling besar. Kebangkitan adalah unsur pokok dari busur di mana iman kita ditopang.
Jika Kristus tidak dibangkitkan, kita harus mencurigai semua kesaksian tersebut adalah dusta.
Jika Kristus tidak dibangkitkan, kita tidak memunyai bukti bahwa penyaliban Kristus berbeda dari dua orang pencuri yang menderita bersama Dia.
Jika Kristus tidak dibangkitkan, tidak mungkin mengagumi dan menerima bahwa kematian-Nya menebus dosa. Beberapa orang mengatakan bahwa kuasa kematian Kristus untuk menghapus dosa selalu dikaitkan dalam Perjanjian Baru dengan kenyataan atas kebangkitan-Nya.
Jika Kristus tidak dibangkitkan, tidak mungkin mengagumi perkataan dan karakter-Nya. Ia membuat kebangkitan sebagai suatu pengujian kebenaran atas ke-Allahan-Nya. Orang Yahudi pernah meminta suatu tanda, dan Ia menjawab, "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali" -- yang dimaksud Bait Allah adalah tubuh-Nya. Pada kesempatan lain, Ia memberi tanda Nabi Yunus, "Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam." Paulus mengatakan, "... oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa ...." "Seandainya Ia bukan Allah," kata seseorang, "dosa-dosa kita masing-masing akan merupakan batu kubur yang terlalu berat bagi Dia untuk dikeluarkan; klaim atas keadilan Allah akan merupakan tali pengikat kematian yang terlalu kuat bagi Dia untuk dipatahkan."
Bagaimana jadinya kekristenan tanpa kebangkitan? Kekristenan akan turun sampai pada tingkat seperti sistem religius lainnya di dunia. Jika Kristus tidak pernah bangkit dari antara orang-orang mati, bagaimana perkataan-Nya berbeda dari perkataan Plato? Orang-orang selain Kristus telah menjalani kehidupan yang indah dan telah meninggalkan di belakang mereka semboyan yang indah untuk memimpin para pengikut mereka. Jika Kristus tidak pernah bangkit, kita harus mengelompokkan Kristus bersama orang-orang ini.
Bacaan diambil dari:
Judul buku | : | Karya-karya Klasik Terbaik D.L. Moody |
Judul artikel | : | Kubur Kosong |
Penyunting dan | : | James S. Bell, Jr. |
Penyusun | ||
Penerbit | : | Yayasan ANDI, Yogyakarta |
Halaman | : | 227-238 |
Dari: >Salam kasih, > >Pada kesempatan ini saya ingin berterimakasih >kepada Tim SABDA yang sudah mengirimkan CD SABDA >dan sudah saya terima dan sudah di-install di >komputer saya dan hasilnya LUAR BIASA. > >Saya berdoa SABDA tetap melakukan yang terbaik >bagi Tuhan Yesus khususnya di bidang TI >(seperti semboyan SABDA) sehingga makin banyak >orang mengenal YESUS sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT >pribadi. > >Terimakasih, Tuhan Yesus memberkati selalu. > >Dengan kasih Kristus, >Pdt. Joy Lempas Redaksi: Sama-sama, Pak. Terima kasih banyak untuk doanya. Mari kita bersama-sama melayani Dia. Kiranya nama Tuhan saja yang ditinggikan. Selamat melayani Tuhan lebih giat lagi.
Dari: Pdt. John Nap (Papua)
>Terimakasih untuk setia mengirim info YLSA kepada saya di pedalaman >Papua. Tuhan memberkati.
Dari: agus susilo (Aceh)
> SABDA sangat luar biasa sangat membantu saya untuk persiapan > pelayanan, dikarenakan buku saya terbatas dan kemampuan bahasa > saya terbatas. Seandainya rekan2 hamba Tuhan di pedalaman atau > pelosok2 bisa merasakan seperti saya, wah pasti mereka sangat > senang sekali karena mereka juga mempunyai keterbatasan buku dan > bahasa namun dengan adanya YLSA sangat membantu mereka.
Redaksi: Puji Tuhan, pelayanan kami bisa menjangkau dari pedalaman Papua dan Aceh. Kiranya apa yang kami kerjakan di sini bisa membantu dan menyemangati Anda dalam melayani jemaat Tuhan di Papua dan Aceh. Tuhan memberkati Anda dan pelayanan Anda.
Dari: Dr.Tri Budhi Sastrio (Surabaya)
> Terima kasih beritanya, semoga Tuhan selalu memberkati kita semua. > Meskipun mungkin terlalu awal tetapi saya ingin mengucapkan > Selamat Natal dan Tahun Baru 2010 untuk semuanya. > Salam Damai dari Surabaya
Redaksi: Segenap Redaksi publikasi Berita YLSA juga mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2010. Kiranya jalinan yang indah di dalam Tuhan ini dapat terus kita bina di tahun-tahun mendatang. Tuhan Yesus memberkati.
Comments