Seminar Kecerdasan Digital (Digital Quotient) dalam Rangka HUT ke-24 YLSA
Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke-24, Yayasan Lembaga SABDA menggelar seminar bertajuk DQ (Digital Quotient) atau Kecerdasan Digital pada Senin, 22 Oktober 2018, lalu. Seminar ini dihadiri oleh sekitar 90 peserta dari kota Solo dan sekitarnya, dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube SABDA Alkitab. Kegiatan ini digelar sebagai wujud ungkapan syukur YLSA kepada Tuhan atas penyertaan dan karya-Nya dalam pelayanan YLSA selama 24 tahun ini sekaligus menjadi sarana untuk membagikan buah-buah berkat dari pelayanan YLSA berupa wawasan dan pengetahuan yang sangat relevan untuk pelayanan tubuh Kristus pada era digital ini.
Seperti halnya IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) mengukur kecerdasan umum dan emosional seseorang yang dapat menentukan kesuksesan orang tersebut, DQ (Digital Quotient) mengukur kemampuan dan literasi digital seseorang. DQ menjadi penting pada masa kini karena segala sesuatu digerakkan oleh teknologi, khususnya teknologi digital. Karena itu, penguasaan teknologi tidak hanya akan menentukan kesuksesan seseorang, tetapi juga bagaimana dia bisa memanfaatkan teknologi itu untuk kepentingan yang lebih besar. Bagi orang Kristen, kepentingan itu adalah menjalankan Amanat Agung dan memajukan Kerajaan Allah di muka bumi.
Terdapat empat pembahasan utama yang dipaparkan dalam seminar tersebut, yaitu:
Menariknya, penyampaian materi dikemas dengan cara yang sedikit berbeda dari seminar-seminar YLSA sebelumnya, yaitu dengan memadukan konsep seminar satu arah dengan tiga pembicara utama dan talk show berupa diskusi dengan tujuh narasumber pendamping. Melalui setiap materi yang telah dibagikan, setiap peserta diharapkan dapat merenungkan apa yang sudah mereka lihat dan dengar dalam konteks kehidupan dan pelayanan masing-masing, lalu mengambil tindakan nyata sebagai respons terhadap perenungan tersebut.
Tayangan ulang seminar Digital Quotient ini bisa Anda simak lewat YouTube melalui tautan berikut:
⁎) Terjadi masalah koneksi internet saat pengambilan video sehingga ada bagian yang hilang di antara video 1 dan video 2.
Slide PowerPoint berisi materi yang dipresentasikan dalam seminar pun bisa Anda unduh dari SlideShare melalui tautan berikut:
Liputan lebih lengkap terkait seminar ini bisa Anda simak melalui publikasi PA21 Edisi 20 / Oktober 2018.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Apps4God |
Alamat situs | : | http://apps4god.org/app-train/app-train-hut-ke-24-yayasan-lembaga-sabda-menggelar-seminar-dq-digital-quotient |
Penulis | : | Odysius |
Tanggal akses | : | 5 November 2018 |
Oleh: Evie
Pada 1 Oktober 2018, semua staf berkumpul untuk ibadah doa ucapan syukur dalam rangka ulang tahun YLSA ke-24. Acara ibadah ini merupakan awal dari rangkaian acara yang dipersiapkan untuk merayakan ulang tahun YLSA sepanjang Oktober 2018. Untuk itu, setiap staf diminta untuk membagikan tentang arti SABDA menurut mereka dan ucapan syukur kepada Tuhan dalam kesaksian doa. Saya sudah membayangkan bahwa suasana akan penuh dengan sukacita bercampur haru karena masing-masing staf akan menyaksikan kebaikan Tuhan dalam pelayanan di YLSA. Jika berbicara tentang kebaikan Tuhan di YLSA, tidak mungkin tidak, kami akan merasakan kasih-Nya yang besar sehingga rasa haru, bahkan air mata, tidak dapat disembunyikan lagi. Namun, satu hal yang pasti, hati penuh sukacita.
Pada hari H, acara dibuka dengan doa dan pujian riang gembira yang menceritakan tentang kebaikan Tuhan ketika membawa umat Israel keluar dari tanah perbudakan. Saya memilih lagu "Tabuh Gendang" dari Kidung Jemaat No. 292 karena lagu ini selalu membangkitkan ucapan syukur yang tidak terhingga dalam hati saya karena sudah dilepaskan dari dosa dan bisa menjadi umat-Nya. Dan, karena itu, saya pun bisa menjadi hamba-Nya dan melayani Dia di YLSA hingga saat ini. Teman-teman yang lain juga membagikan ucapan syukur mereka melalui kesaksian dan pujian. Berikut ini beberapa sharing dari teman-teman staf SABDA, kiranya dapat menjadi berkat bagi Pembaca semuanya.
SABDA bukan hanya tempat untuk bekerja, tetapi tempat untuk beribadah; setiap pagi PA bersama, belajar skill baru, belajar hal baru bersama, dan berbagi. Di sini, saya mendapat pengetahuan baru dari training dan buku-buku yang melimpah. (Mei, Tim Pendidikan Kristen)
SABDA adalah ladang pelayanan. Di ladang ini, kita sama-sama capek, berkeringat, menjadi bagian dari mengalami kasih Tuhan. Ketika di SABDA, saya bertemu dengan saudara seiman yang baru, belajar melayani di ladang yang panas. (Yudo, Tim Multimedia)
SABDA adalah training center bagi orang-orang untuk bertumbuh, dibekali, dan bergabung dalam keluarga untuk menjadi berkat. (Tika, ITS)
SABDA adalah tempat bertumbuh dan mengenal pribadi Kristus. Saat masuk, saya dipaksa untuk belajar Alkitab, saling membentuk sebagai tubuh Kristus (1 Timotius 1:12). Saya yakin dan percaya [bahwa saya] dipanggil untuk melakukan pelayanan ini, sekalipun dari segi skill, [saya] masih perlu didorong untuk menjadi lebih lagi. (Indah, Tim Penjangkauan)
SABDA adalah sekolah yang membentuk saya. Di sekolah, kita pasti menghadapi masalah. Kita dapat saling menerima pelajaran dari teman-teman, dan pelajaran itu perlu diterapkan dalam kehidupan. (Ariel, Tim Pendidikan Kristen)
SABDA adalah semacam "purgatory", tempat saya menempa skill yang masih harus terus dikembangkan, dan memiliki karakter untuk menjadi lebih baik lagi. Ketika sudah mulai bertumbuh dan iman bertambah, saya akan dibenturkan lagi supaya tambah maju lagi. Semua bukan untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk Tuhan! (Ody, Tim ApTek)
SABDA adalah tempat magang dan alat yang dipakai dan dipilih Tuhan untuk mewartakan firman dan menumbuhkan iman. (Thesa, Magang UKSW)
SABDA adalah media bertumbuh bagi kerohanian saya, seperti Kawah Candradimuka dalam kisah pewayangan. Gatotkaca, sebelum menjadi sakti, dibentuk terlebih dahulu. Saya dibentuk menjadi [seperti] sekarang di SABDA. Saya bukan orang dari Solo, tetapi SABDA adalah keluarga dan pendukung yang mendampingi saya. (Okti, Tim Pembinaan)
SABDA adalah "love". Di sinilah, cinta saya bertumbuh kepada Tuhan. Saya melihat Tuhan dan kasih-Nya yang besar dan luar biasa. "His love for us" bertumbuh dari kecil menjadi besar, dari tidak bisa menjadi bisa. "Love is also a commitment" ..., komitmen terhadap pekerjaan Tuhan dalam segala keadaan. SABDA adalah kita semua. Melalui kita, Tuhan bekerja; kita, yang bukan siapa-siapa, tetapi Tuhan berkenan memberikan hak istimewa untuk melakukan tugas yang luar biasa dan memberikan dampak. Apa yang dianggap bodoh oleh manusia, ternyata Tuhan pakai untuk pekerjaan-Nya. SABDA [adalah] segalanya bagi saya, pemberian Tuhan yang sangat berharga." (Yulia, Ketua YLSA)
Setiap sharing di atas sungguh menorehkan rasa syukur dan sukacita tersendiri dalam hati kami semua, bahkan ada pula yang menitikkan air matanya. Tuhan sungguh baik!
Selain mendengarkan sharing dari teman-teman, kami juga merenungkan firman Tuhan yang diambil dari Yosua 1:5-9. Dari kisah mengenai perjalanan Yosua memimpin umat Israel memasuki tanah perjanjian ini, kami belajar untuk kuat dan lebih berani karena Tuhan akan terus memimpin kami kepada janji-Nya. Akan ada banyak tantangan pada tahun-tahun ke depan, tetapi kami harus lebih berani lagi untuk melakukan tugas-tugas yang Tuhan percayakan kepada kami ke depan. Kami juga belajar untuk selalu menjalani pelayanan ini dengan bertindak sesuai hukum Tuhan dan taat melakukannya sesuai dengan firman-Nya. Yosua 1:5-9 mengingatkan kami mengenai calling (panggilan), capacity (kapasitas), character (keberanian), serta companion (komunitas orang percaya). Semua itu menjadi dasar yang menguatkan kami melewati tahun ke-24 dengan penuh iman dan pengharapan dalam Tuhan.
Keesokan harinya, kami semua juga mendapat kejutan dengan kiriman roti tar yang sangat cantik dan enak dari salah seorang Sahabat SABDA, yaitu Stefani. Awalnya, kami enggan memotong kuenya karena sangat cantik, tetapi ya pasti akan lebih enak kalau dimakan. Terima kasih ya, Stefani, atas tanda kasihnya kepada keluarga besar YLSA di Solo. Tuhan memberkati.
Ibadah ucapan syukur ini adalah pembukaan dari rangkaian kegiatan peringatan ulang tahun ke-24 YLSA. Pada 7 Oktober 2018, YLSA juga menyampaikan sharing misi di GRII Karawaci mengenai pelayanan YLSA dan mendorong jemaat untuk memakai IT bagi Tuhan. Pada momen ulang tahun ini, YLSA juga rindu mendorong tubuh Kristus untuk makin serius menggarap ladang misi pada era digital ini dengan menjangkau generasi digital melalui program-program pelayanan digital dalam gereja. Beberapa pembaruan/produk baru juga sedang dikebut untuk diselesaikan, seperti beberapa proyek kerja sama YLSA dengan Alkitab Versi Borneo (AVB), aplikasi-aplikasi iOS dari SABDA, pembaruan teks AYT di Alkitab SABDA Android, ITL AYT/AVB, dan sebagainya. Lalu, pada 22 Oktober 2018, YLSA juga menyelenggarakan seminar Digital Quotient (Kecerdasan Digital) di Griya SABDA. Semua rangkaian peringatan ulang tahun ini bukan untuk menambah kesibukan, melainkan untuk menyatakan ucapan syukur kami kepada Tuhan dan kerinduan kami untuk membagikan berkat Tuhan melalui pelayanan digital yang telah dipercayakan Tuhan kepada YLSA selama 24 tahun ini. Kiranya semua yang kami kerjakan dapat menjadi berkat bagi Sahabat dan Pendukung YLSA semuanya. Selamat ulang tahun, YLSA! Kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus yang Mahabaik!
Oleh: Yulia Oeniyati
Ketika kami mendapat undangan dari GRII Sydney untuk memberikan seminar tentang Digital Ministry, kami menawarkan enam topik seminar yang bisa dipilih. Namun, dari beberapa pembicaraan lewat email dan telepon, dan jadwal yang diatur sedemikian rupa, akhirnya disepakati untuk mengambil enam topik seminar sekaligus. Selain masing-masing topik saling berkaitan, kami juga melihat pentingnya membuka wawasan jemaat tentang dunia digital Kristen secara mendalam. Setelah pembicaraan lebih lanjut, GRII Melbourne ternyata juga tertarik untuk mendapatkan seminar yang sama, tetapi dengan waktu yang lebih pendek. Karena itu, jadilah kami pergi ke Sydney dan Melbourne dengan total waktu tiga minggu (6 -- 22 Agustus 2018) karena masing-masing seminar hanya bisa diadakan pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
Keenam topik seminar tersebut adalah:
1. Digital Word for the Digital World
Pesan firman Tuhan (Alkitab) tidak pernah berubah dari zaman ke zaman karena firman Tuhan adalah kekal dan tidak akan lekang karena waktu. Akan tetapi, media (teknologi) yang tersedia untuk menyebarkan firman Tuhan selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagai orang Kristen, bagaimana kita menyikapi perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini? Apakah teknologi itu dari Tuhan? Sejauh mana teknologi dapat dipakai dalam penerjemahan Alkitab dan penyebarannya?
2. Biblical Digital Quotient
Di samping memberi dampak yang sangat positif, dalam perkembangannya, teknologi ternyata juga memberikan dampak negatif yang cukup membahayakan. Namun demikian, tidak ada manusia yang dapat menghindar dari memakai produk-produk teknologi. Ada banyak usaha yang telah dilakukan oleh para pakar, baik dari dunia pendidikan atau psikologi sekuler, bahkan agama, untuk menolong manusia terhindar dari pengaruh buruk teknologi. Sebagai orang Kristen, kiat-kiat apa yang harus kita pegang agar tidak tersesat saat menggunakan teknologi?
3. Biblical Computing
Seni penggalian/pemahaman Alkitab (PA) secara lambat, tetapi pasti, mulai hilang dari kehidupan jemaat. Melimpahnya bahan-bahan khotbah dan artikel-artikel Kristen tidak seharusnya menggantikan kehidupan pribadi yang lekat berinteraksi dengan firman Tuhan (Scripture engagement). Apalagi, saat ini, kemajuan teknologi telah memungkinkan pengembangan Biblical Computing yang menghasilkan alat-alat dan metode-metode studi Alkitab yang lebih relevan bagi generasi milenial yang akrab dengan dunia digital. Mari kita kobarkan kembali semangat Reformasi untuk back to the Bible sehingga gereja berakar dengan kuat dan bertumbuh dengan lebih sehat.
4. 21st Century Discipleship
Inti perintah Amanat Agung adalah panggilan kepada gereja dan anak-anak Tuhan untuk menjadi murid-murid yang membuat murid-murid bagi Kristus. Perkembangan teknologi telah menyediakan sarana yang sangat luas yang seharusnya dapat mendorong anak-anak Tuhan untuk semakin giat menjalankan panggilan ini. Akan tetapi, mengapa baik "dengan" atau "tanpa" perkembangan teknologi, anak-anak Tuhan masih sulit menghayati dan memaknai hidup sebagai murid-murid Kristus yang menghasilkan murid? Bagaimana teknologi abad ke-21 dapat mendorong gereja dan anak-anak Tuhan untuk giat membuat murid-murid abad ke-21?
5. Digital Ministry: IT 4 God
Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi, telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Dampak perkembangannya telah mengubah seluruh umat manusia, termasuk orang Kristen. Teknologi bukan saja mengubah bagaimana cara orang Kristen berkomunikasi, belajar, bergaul, dan berelasi, tetapi juga bagaimana orang Kristen hidup dan bagaimana gereja melayani pada era digital. Bagaimana gereja seharusnya mengikuti perkembangan zaman tanpa terseret ke dalam arus zaman?
6. Mission in the Digital Era
Akses internet telah membuat penduduk digital di dunia maya mengalami pertumbuhan yang eksponensial. Saat ini, ada lebih banyak penduduk dunia yang hidup dan berfungsi secara lebih nyaman di dunia maya daripada di dunia nyata. Pernahkah orang Kristen melihat penduduk dunia digital sebagai ladang misi baru pada era digital ini? Bagaimana gereja dapat membuka diri untuk menjangkau penduduk dunia digital dan mengembangkan pelayanan misi yang relevan pada era digital ini? Pelayanan misi digital apa saja yang dapat dilakukan oleh gereja abad ke-21 ini?
Perjalanan ke Australia ini adalah perjalanan pertama saya untuk mengunjungi benua Australia. Sebelum berangkat, kami sudah diberi tahu bahwa Australia sedang musim dingin, jadi kami berusaha menyiapkan mental agar tidak terlalu "menderita" selama di sana. Bersyukur, kami pergi ke Sydney terlebih dahulu sehingga ada waktu untuk beradaptasi karena dinginnya Melbourne ternyata lebih "menggigit" dibandingkan di Sydney. Di tengah kesibukan pelayanan di Sydney dan Melbourne, kami juga bersyukur karena diberi kesempatan untuk mengunjungi sahabat lama kami yang tinggal di Adelaide, Bapak/Ibu Norman. Di Adelaide, kami bisa berbagi cerita dan juga kesaksian tentang pelayanan SABDA di persekutuan keluarga dari gereja Bapak/Ibu Norman. Walaupun sempat masuk angin, saya bersyukur karena Tuhan sudah mengatur seluruh perjalanan kami dengan sangat baik sehingga semua lancar dan kami bisa sangat menikmati, khususnya persahabatan dengan saudara-saudara seiman di Sydney, Melbourne, dan Adelaide. "Terima kasih Tuhan untuk semua kebaikan-Mu. Engkau sungguh Allah yang Mahadahsyat. Kebaikan-Mu akan kukenang dan kuceritakan sepanjang hidupku."
Doakan untuk GRII Sydney dan GRII Melbourne agar kiranya Tuhan memakai gereja-gereja ini untuk memberitakan Injil dan mendewasakan jemaat Indonesia di sana. Menambahkan dan mengintegrasikan "pelayanan digital" di tengah pelayanan yang sudah ada sangat penting karena mereka rindu agar Tuhan membukakan pelayanan yang lebih luas, terkhusus untuk menjangkau generasi digital (yang saat ini menjadi generasi yang terhilang dari gereja Tuhan). Doakan agar Tuhan membuka kesempatan yang luar biasa di Sydney dan Melbourne supaya terjadi akselerasi penyebaran Injil melalui berbagai cara yang tersedia pada era digital ini. Terpujilah Tuhan yang Empunya ladang pelayanan generasi ini.
Setelah membahas mengenai laporan highlight YLSA pada semester I/2018, yaitu A.I.M., kali ini, kita akan melihat arah pelayanan YLSA semester II 2018 ini. Setiap tim memang memiliki cirinya masing-masing, tetapi YLSA secara keseluruhan memiliki highlight pelayanan semester II 2018 ini. Secara singkat, highlight pelayanan YLSA disingkat menjadi "M.A.G.I.C.S.". Pertama, "M.A.G.I.C.S." menunjukkan keajaiban Tuhan yang telah memberikan visi-Nya untuk kami jalankan. Kedua, jika kami bersedia taat mengerjakan visi-Nya, keajaiban akan terjadi karena Tuhan akan campur tangan di dalamnya. Yang ketiga, M.A.G.I.C.S. merupakan akronim dari arah pelayanan YLSA semester II 2018 ini. Berikut ini penjelasannya.
M: Media First: Visual Bible
Perkembangan teknologi melahirkan generasi digital yang memiliki kebutuhan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Generasi digital berpikir dan belajar lebih banyak dengan cara visual. Oleh karena itu, pada semester II ini, dalam mengerjakan proyek-proyeknya, khususnya proyek seputar Alkitab dan turunannya, SABDA akan memberi perhatian pada multimedia. Beberapa proyek baru yang sedang dan akan dikerjakan, antara lain aplikasi AlkiMEDIA, Bahan/Bahasa Katalog (BAKAT), komik-komik Alkitab, video-video Alkitab, audio Alkitab, dan SD Card yang berisi berbagai bahan media Alkitab untuk dapat dipakai di berbagai tempat secara daring.
A: Alkitab Yang Terbuka (AYT)
Sebagaimana telah menjadi fokus sejak awal 2018 yang lalu, proyek AYT akan terus dikerjakan secara intensif. Setelah menyelesaikan editing teks AYT pada semester I, YLSA akan melanjutkan dengan membangun ekosistem AYT pada semester II ini, seperti catatan kaki, ringkasan pasal, proyek-proyek turunan dari AYT (derivative), komunitas terbuka, kampanye, dan sebagainya. Kami juga akan menyiapkan struktur Alkitab baru untuk data-data AYT yang akan dipasang di situs AYT.co. Proyek Bible Engine adalah hal utama yang saat ini sedang dikerjakan oleh mitra kami, "Pro-Int", Jakarta, untuk memungkinkan semua rencana ini dapat diwujudkan.
G: Graph Bible: Knowledge Bible Graph
Proyek Graph Bible adalah proyek pembuatan struktur data yang khusus mengatur ayat dan relasi antarayat (sistem topikal). Proyek ini akan menghasilkan knowledge Bible graphs yang merupakan pusat informasi dari hasil pencarian dan semua yang terkait dengan hasil pencarian. Semua informasi mengenai Alkitab, seperti pemetaannya, silsilah, konsep, keselamatan, pemuridan, dsb., dapat disajikan dalam satu halaman dan dimungkinkan dengan knowledge Bible graph. Proyek ini didesain untuk AYT yang adalah Alkitab abad ke-21. Konsepnya adalah Pustaka Terbuka dan semua informasi seputar Alkitab dapat diperoleh dalam berbagai cara/jalur/media dengan proyek Graph Bible ini.
I: Interlinear Builder
Proyek Interlinear Builder (ITL Builder) adalah proyek untuk membuat data korelasi dari bahasa satu ke bahasa lainnya dengan proses yang terstruktur sehingga memudahkan pengembang untuk mendapatkan hasil dengan cara yang mudah. Ke depannya, ITL Builder bisa dipakai oleh bahasa apa pun, konsepnya seperti aplikasi Scripture App Builder (SAB). Interlinear ini adalah langkah pertama dan kunci untuk studi Alkitab yang terintegrasi. Proyek ini diharapkan menolong banyak orang percaya untuk belajar Alkitab dengan mendalam dan akurat dengan melihat Alkitab dalam bahasa apa pun berdampingan dengan bahasa asli Alkitab. Selain itu, ITL Builder ini akan menolong proses quality control untuk proyek-proyek penerjemahan Alkitab sehingga menghasilkan terjemahan yang dapat dipertanggungjawabkan.
C: Conversational Interface (CI)
CI adalah salah satu bentuk antarmuka/interaksi manusia dengan komputer dalam bentuk percakapan/dialog. Proyek CI di SABDA memiliki arti bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan data secara mendalam. Ini adalah generasi interface yang akan datang, tidak hanya suara, tetapi juga gerakan. Proyek ini dikembangkan berdasarkan Artificial Intelligence dan sedang dikembangkan secara lebih luas. Sebagai purwarupa, YLSA telah membuat proyek Bible Man beberapa bulan sebelumnya.
S: Smart Bible, Smart Churches, Smart Christians
Tuhan sedang memanggil gereja untuk semakin relevan pada zaman ini. Salah satu caranya adalah dengan menjadi smart secara digital sesuai dengan kebutuhan zaman ini. Untuk itu, SABDA terus bergerak untuk menolong gereja dan jemaat menggunakan teknologi dengan tepat untuk memajukan pelayanan yang menjangkau generasi yang terhilang, yaitu generasi milenial. Proyek-proyek khusus di atas adalah dalam rangka membangun infrastruktur untuk smart Bible agar gereja dapat menjadi smart churches yang menggunakan teknologi bagi kepentingan pekerjaan Tuhan dalam skala luas. Untuk itu, jemaat Tuhan harus lebih dahulu dapat menjadi smart christians yang berakar dan hidup dalam firman Tuhan agar menghasilkan buah-buah bagi kemuliaan nama Tuhan.
M.A.G.I.C.S. adalah persiapan dan fondasi arah pelayanan YLSA ke tahun depan. Dalam iman, kami akan maju bersama Tuhan agar berdampak secara ajaib bagi kemajuan pelayanan Kerajaan Allah pada abad digital ini. Kiranya Tuhan menolong!
Pada raker YLSA Juli 2018 yang lalu, kami membicarakan tentang proyek Alkitab yang selama ini sudah dikerjakan oleh YLSA. Secara singkat, kami menyebutnya "AIM". Kata Aim dalam bahasa Inggris didefinisikan sebagai tujuan atau sasaran. Namun, "AIM" yang dimaksud di sini adalah singkatan untuk menjelaskan tentang pencapaian yang telah dilakukan YLSA sejak bertahun-tahun yang lalu, khususnya beberapa tahun terakhir. Singkatan apakah AIM itu?
A: Alkitab Yang Terbuka (AYT)
Secara tidak langsung, sejak 2009, YLSA sudah diarahkan Tuhan untuk terjun ke dalam pelayanan penerjemahan Alkitab. Alkitab yang dikerjakan oleh YLSA adalah "Alkitab Yang Terbuka" (AYT). Namun, bukan hanya teks AYT yang dikerjakan, tetapi perlahan dan pasti, YLSA juga mengerjakan seluruh ekosistemnya karena tujuan utama YLSA bukan hanya menyelesaikan teks Alkitab, tetapi juga bagaimana teks ini dapat digunakan secara luas untuk studi Alkitab yang mendalam. Selama semester I dan awal semester II 2018, YLSA telah menyelesaikan proses penyuntingan teks AYT Perjanjian Lama. Usaha selanjutnya adalah mengerjakan derivatif proyek AYT, seperti diaglot, AYT bergambar, AYT Studi Alkitab, interlinear, leksikon, dll..
I: Integrated Bible Study System/Platforms
Selain dikenal sebagai yayasan penyedia Alkitab digital dalam berbagai versi, bahasa, dan bahasa suku, YLSA juga merupakan penyedia sumber-sumber bahan biblika yang mendukung pembelajaran Alkitab yang terintegrasi. Sumber-sumber bahan biblika yang dimaksud, seperti kamus Alkitab, tafsiran, peta, pengantar kitab-kitab, dll., diintegrasikan ke dalam sistem dan kepada alat-alat yang sangat berguna untuk penggalian Alkitab yang bertanggung jawab. Selain itu, YLSA tidak hanya menyediakan Alkitab dan sumber-sumber bahan biblika dalam situs (daring), tetapi juga dalam platform lain, seperti software Alkitab (luring), aplikasi-aplikasi Android, dst.. Salah satu alat biblika istimewa yang dikerjakan oleh YLSA (dan terbaik di dunia saat ini) adalah interlinearisasi (ITL) Alkitab. Interlinear yang ada saat ini telah tersedia dalam lima Alkitab, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
M: Media First
Dengan berkembangnya teknologi informasi, khususnya dalam dunia yang serba multimedia, YLSA juga melihat kebutuhan besar pembelajaran Alkitab bagi generasi digital abad ke-21 dengan menggunakan sumber-sumber biblika yang bersifat visual. Karena itu, YLSA mulai memikirkan strategi Media First sebagai cara untuk mengembangkan sistem belajar Alkitab yang terintegrasi dengan bahan-bahan media Alkitab. Untuk memungkinkan hal ini, YLSA tidak dapat bekerja sendiri karena sudah ada organisasi lain yang berkecimpung dalam dunia multimedia. Kerja sama dan kemitraan terus digalang selama beberapa tahun terakhir, di antaranya: Alkitab Proyek Indonesia (The Bible Project), komik Alkitab (Kingstones), Alkitab bergambar PL dan PB, Alkitab audio (FCBH, GR, dll..), dan banyak lagi. Dengan gembira, YLSA sebentar lagi juga akan meluncurkan aplikasi AlkiMEDIA, sebuah alat studi yang sarat dengan muatan bahan-bahan media yang visual.
Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, sampai semester I 2018 ini, kami telah melihat dengan lebih jelas:
- Teks AYT tahap ini akan segera selesai [A].
- Sistem studi Alkitab yang terintegrasi sangat menolong pembelajaran Alkitab yang bertanggung jawab [I].
- Untuk memperkaya cara pembelajaran Alkitab abad ke-21, bahan-bahan media Alkitab yang visual sudah dan akan terus ditambahkan [M].
Arah pelayanan YLSA selanjutnya setelah AIM adalah "MAGICS". Penjelasan lebih lengkap mengenai "MAGICS" akan kami paparkan dalam Berita YLSA edisi 143 / Juli -- Agustus 2018. Terima kasih.
Puji Tuhan! Pada 17 Mei 2018, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) diundang untuk menjadi narasumber untuk program TV GoodNews dengan topik "IT 4 GOD". Anugrah Ministries adalah penyelenggara program GoodNews yang bertujuan agar banyak orang mendapat berkat dari apa yang dikerjakan oleh YLSA. Berikut ini adalah cuplikan dari talkshow mengenai IT 4 GOD. Untuk tayangan lengkapnya, Sahabat dan Pendukung YLSA dapat menyaksikannya melalui channel YouTube Anugrah Ministries.
"IT 4 GOD"
PROLOG
Alkitab merupakan bagian penting bagi pertumbuhan kekristenan. Sejak teknologi berkembang secara pesat, Alkitab elektronik telah banyak sekali mempermudah pertumbuhan kerohanian orang percaya, mulai dari software Alkitab sampai artikel-artikel pembelajaran Alkitab yang dapat kita terima secara cuma-cuma tanpa dibatasi ruang dan waktu. SABDA.org merupakan salah satu situs yang paling sering kita gunakan saat ini. Yulia Oeniyati dengan pendiri YLSA yang lain melihat bahwa di Indonesia belum ada software Alkitab dalam bahasa Indonesia. Masuknya internet di Indonesia pada 1997 merupakan kesempatan emas untuk melebarkan Kerajaan Tuhan lewat dunia digital. Tuhan membawa YLSA melihat visi ke depan bahwa teknologi akan sangat berkembang pada masa yang akan datang, meskipun pada saat itu banyak orang belum melihatnya. YLSA hadir untuk menyambut datangnya generasi digital dan digital native, yang kini merupakan penguasa dari sistem dunia. Penasaran dengan kisah lahirnya Yayasan Lembaga SABDA ini? Mari kita ikuti perbincangan selanjutnya ....
DIALOG
Host (H): Apa yang melatarbelakangi pelayanan SABDA ini?
Yulia (Y): Sebenarnya, saya bukan satu-satunya pendiri; ada beberapa teman yang bersama-sama berdoa dengan kami dan berpikir tentang apa yang Tuhan ingin kami kerjakan bagi Indonesia. Pada 1993, saya dan suami pulang dari studi di Amerika, dan kami melihat bahwa di Indonesia tidak ada software Alkitab. Kami sudah mengalami banyak pelajaran dari software Alkitab dan sangat berguna, tetapi di Indonesia belum ada. Lalu, kami mulai bertanya ke sana ke mari, dan kami mencoba mencari tahu bagaimana bisa mendapatkan Alkitab-Alkitab digital yang akan dibutuhkan untuk software Alkitab nanti. Pada akhirnya, dalam Software SABDA ini, ada lebih dari delapan puluh versi Alkitab dan banyak sekali bahan biblika. Kami mengerjakan proyek besar ini dimulai dengan doa, dan kami percaya bahwa Tuhan yang memimpin kami.
H: Pada 1993 belum ada internet di Indonesia, atau belum terbuka untuk umum. Bagaimana Ibu bisa melihat ke depan pelayanan dengan teknologi ini?
Y: Teman-teman melihat bahwa teknologi akan menjadi satu alat yang sangat menolong manusia. Beberapa pendiri SABDA memang bergelut dalam bidang teknologi sehingga kami bisa memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, walau di Indonesia masih gelap, belum ada tanda apa-apa. Saat itu, banyak orang bahkan menertawakan kami karena [selama] tiga tahun pertama pelayanan kami, sebagian besar waktu itu kami gunakan untuk mengetik bahan-bahan. Saat ini, sudah ada 250 bahan biblika itu, hampir semuanya waktu itu belum ada file digitalnya. Kami mengetik semuanya setelah dapat izin dari para penerbit.
H: Saat itu, apa yang ditertawakan oleh orang-orang mengenai pelayanan SABDA?
Y: Sebenarnya, saat itu mereka "tertawa" karena mereka tidak tahu bahwa teknologi akan menjadi pionir untuk kemajuan dunia. Ketika kami mengetik, banyak yang menanyakan untuk apa bahan-bahan itu harus diketik semua? Apa ada yang akan membacanya? Lewat apa orang akan membacanya? Terlalu sulit untuk menjelaskan, jadi kami jalan saja. Modal kami adalah TAAT melakukan apa yang Tuhan inginkan, jadi kami harus selesaikan. Sekarang, software SABDA sangat menjadi berkat bagi banyak orang. Selain kami bagikan dalam bentuk CD secara gratis, kami juga menyediakannya untuk diunduh oleh siapa saja yang ada di berbagai tempat di Indonesia, bahkan di luar negeri. Kami juga memberikan pelatihan bagi hamba-hamba Tuhan di berbagai tempat di Indonesia agar dapat menggunakan software tersebut untuk belajar firman Tuhan.
H: Berapa lama waktu yang diperlukan sampai orang-orang menyadari pentingnya pelayanan yang dikerjakan oleh SABDA?
Y: Ini yang ajaib! Tahun 1997, internet mulai dikenal oleh masyarakat umum. Ketika kami selesai mengerjakan seluruh bahan yang ada saat itu, Tuhan sudah menyiapkan alat untuk promosi, yaitu internet. Ketika internet masuk ke Indonesia, kami lebih siap lagi. Kami melihat ini [sebagai] kesempatan emas, bukan hanya untuk mempromosikan Software SABDA, tetapi juga untuk membuat produk-produk pelayanan baru bagi dunia internet. SABDA adalah salah satu pionir untuk pelayanan Kristen dalam dunia internet, seperti milis diskusi yang kami mulai, "Cyber GKI". Renungan ODB dalam bahasa Indonesia versi elektronik dahulu juga dikirimkan lewat SABDA. Jadi, banyak sekali pelayanan baru yang diciptakan dengan adanya internet. Kami menangkap kesempatan itu dengan sangat cepat. Tuhan pun memberkati, dan Tuhan memercayakan lebih banyak lagi pelayanan kepada SABDA sehingga Tuhan dimuliakan di dunia internet.
H: Apa visi misi dari SABDA?
Y: Visi dan misi kami adalah menjadi fasilitator, katalisator, dan infrastruktur bagi pelayanan digital di Indonesia.
H: Bagaimana SABDA mendapatkan dana untuk pelayanan ini? Karena, orang lebih mengenal pelayanan gereja maupun penginjilan yang konvensional.
Y: Kami terlalu sibuk memikirkan proyek pelayanan sehingga sering kami tidak memikirkan akan dapat dana dari mana. Apa yang Tuhan kasih, ya kami terima dan kerjakan. Kami tahu orang Indonesia dahulu masih belum terdidik untuk memberi. Beberapa orang tahu bahwa kami tidak punya dana ketika memulai pelayanan saat itu, dan kami memulai pelayanan dari satu ruang kamar di rumah saya yang kecil. Mereka tahu dan melihatnya sendiri. Bahkan, untuk kursi-kursi pun kami harus berdoa mati-matian. Ketika kami memulainya, ada satu dua orang mulai memberikan dana. Selain itu, di situs-situs YLSA, kami juga mencantumkan nomor rekening sehingga setiap orang yang tergerak tidak perlu bertanya kepada kami, dan mereka bisa memberikan persembahan kasih. Mulai dari situ, orang percaya yang menggunakan produk dan pelayanan SABDA mulai belajar memberi. Sampai hari ini, seluruh pendanaan berasal dari persembahan sukarela dari pengguna produk SABDA dan sahabat YLSA. Tuhan penuhkan dengan luar biasa. Puji Tuhan!
H: Pada 2018 ini, masih ada gereja yang beranggapan kalau tidak membawa Alkitab versi cetak ke gereja itu adalah dari iblis. Bagaimana menurut Ibu?
Y: Memang ada pendeta yang masih melarang jemaat untuk menggunakan Alkitab versi digital. Untuk itu, kami menyampaikan seminar, melakukan pendidikan tatap muka untuk bertemu dengan mereka, dan memperlihatkan bagaimana Tuhan memakai teknologi. Kami menjelaskan bahwa teknologi adalah dari Tuhan, dan itu harus dipakai untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala sesuatu yang baik berasal dari Tuhan. All truth is God's truth. Semua kebenaran ilmu pengetahuan adalah anugerah umum dari Tuhan, dan dipakai untuk semua umat manusia, baik orang percaya ataupun tidak percaya. Sayang sekali, teknologi banyak dipakai orang Kristen hanya untuk hiburan, komunikasi, atau membantu diri sendiri saja. Ketika kami terjun ke lapangan, banyak sekali yang memberikan respons, "Wah, saya tidak menyangka kalau teknologi bisa dipakai untuk pelayanan!"
H: Apa sukacita pelayanan SABDA selama hampir 25 tahun ini?
Y: Kami bersukacita ketika melihat tangan Tuhan bekerja melalui apa yang kami kerjakan. Ketika kami kesulitan dan mengalami serangan rohani, tangan Tuhan menopang dan menuntun kami. Teknologi itu maju cepat sekali dan kami tidak mungkin dapat mengejarnya kecuali tangan Tuhan yang menuntun kami. Dia yang tahu apa yang akan terjadi di depan, dan sepertinya Tuhan sudah menunggu kami di sana. Itu sukacita yang sangat luar biasa. Sukacita yang lain: kami senang melihat staf SABDA sendiri bertumbuh dari pelayanan kami, dan itu sangat nyata. Kami seperti keluarga dekat sehingga kami dapat saling membangun. Sukacita yang berikutnya adalah masyarakat Kristen mendapat berkat dari apa yang kami kerjakan. Kami sangat senang ketika kami mendengar kesaksian langsung dari mereka.
H: Apa petisi Anda untuk generasi-generasi muda Kristen saat ini?
Y: Jangan meninggalkan Tuhan! Alat-alat yang kami sediakan akan menolong mereka untuk mendapatkan siraman rohani dan bisa terkoneksi ke komunitas Kristen yang lebih besar. Saat ini, kami sedang menyiapkan sebuah proyek untuk generasi digital, yaitu proyek komik, yang cukup besar, yang menyediakan 72 seri komik dari Kingstone dengan level komik Marvel. Ini komik luar biasa yang dikerjakan dengan kemampuan yang tinggi. Proyek ini sedang dikerjakan dan diharapkan selesai secepatnya untuk dapat diakses dengan berbagai platform agar bisa dinikmati oleh kaum muda. Kami juga sedang menyiapkan proyek aplikasi Google Assistant yang dapat menolong kita untuk meminta ayat, renungan, khotbah, dan lain sebagainya. Tentu saja, ini akan sangat menyenangkan. Tunggu tanggal mainnya.
H: Apa dorongan dari Ibu, khususnya kepada gereja di Indonesia agar mau membuka diri dan mau melihat teknologi dengan cara pandang yang lebih tepat?
Y: Jangan takut dengan teknologi! Teknologi itu diberikan oleh Tuhan untuk memudahkan hidup manusia dan lebih dari itu, untuk dipersembahkan bagi Tuhan. Teknologi sangat membantu ketika hati kita ada di tempat yang benar. Generasi muda akan lari dari gereja kalau gereja tidak merangkul teknologi. Ada kesempatan yang luar biasa untuk membangun gereja dengan cara pandang yang baru pada era digital ini. Pak Jokowi mencanangkan smart city dan smart nation. Karena itu, kita juga harus mempersiapkan diri untuk menjadi smart christian dan smart church. SABDA saat ini sedang mempersiapkan Smart Bible (Alkitab Pintar) yang tidak hanya menampilkan teks, tetapi juga video, gambar, infografis, dan produk visual lain sehingga generasi digital dapat engage dengan Alkitab. Saat ini, banyak jemaat yang tidak tersentuh dengan Alkitab. Mereka lebih suka mendengarkan khotbah dan seminar, tetapi untuk belajar dari Alkitab sendiri, mereka tidak fasih. Karena itu, kami mencanangkan program #Ayo_PA! untuk baca dan belajar Alkitab dengan cara baru dan menyenangkan menggunakan HP sehingga mereka bisa belajar setiap hari. Dengan begitu, hidup jemaat dapat diubahkan oleh firman Tuhan, dan itu akan lebih bertahan lama.
Dapatkan tayangan selengkapnya di channel YouTube Anugrah Ministries [https://www.youtube.com/watch?v=-g3FrbAnLr0]
Pada Jumat, 27 April 2018, seluruh staf YLSA melaksanakan program yang sudah direncanakan oleh Tim Pembinaan yang bekerja sama dengan HRD, yaitu Doa Semalam Ceria. Pada prinsipnya, melalui kegiatan ini, kami mengkhususkan diri dan memberikan waktu tidur kami untuk berdoa kepada Tuhan. Kesadaran bahwa kami tidak dapat melakukan semua tugas pelayanan ini dengan kekuatan kami sendiri menjadi dorongan terbesar untuk melakukan kegiatan ini. Inilah waktu untuk kami berhenti sejenak dari kegiatan rutin kami, dan berdoa kepada Tuhan untuk memohon pimpinan-Nya. Oleh karena itu, sejak pukul 20.00 hingga 04.30, kami berdoa bersama. Di YLSA sendiri, kegiatan doa semalam ceria ini sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali sejak tahun 2012. Kegiatan persekutuan doa rutin juga kami adakan setiap Senin pagi untuk mendoakan berbagai pokok doa, baik dari staf maupun pemimpin, baik berdoa untuk urusan kantor maupun untuk mitra-mitra dan Indonesia secara umum.
Rekaman dalam bentuk tulisan mengenai kegiatan Doa Semalam Ceria ini dapat Anda simak di Blog SABDA:
Berikut ini adalah cuplikan tulisan Romauli Marpaung yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini pada 27 April 2018 lalu.
Pada Jumat, 27 April 2018, untuk pertama kalinya, saya mengikuti Doa Semalam Ceria. Bukan hanya saya, melainkan juga seluruh staf YLSA dan pemimpin YLSA mengikuti kegiatan ini. Kegiatan tersebut dilakukan agar kami meletakkan segala mimpi, harapan, dan pekerjaan di atas doa. Doa adalah kebutuhan bagi setiap orang percaya. Tanpa doa, hidup kita ini akan terasa seperti zombie yang kelihatannya hidup, tetapi sebenarnya mati.
Doa semalam ceria tersebut dibagi menjadi tiga sesi. Dalam sesi pertama, kegiatan ini dimulai dengan ramah tamah. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dan doa pembukaan oleh HRD. Kemudian, ada puji-pujian yang dipandu oleh MC (Aji) dan sharing dari staf. Sharing ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bernyanyi, kesaksian pribadi, dan berbagi quote .... Kemudian, ada pemutaran video tentang Doa dari David Platt dengan durasi sekitar 60 menit. Setelah itu, kami berdiskusi bersama mengenai video yang diputar. Dalam diskusi, kami mendapatkan sesuatu yang baru mengenai doa. Tuhan berkuasa atas setiap doa yang kita naikkan kepada-Nya. "Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Markus 11:24) ....
Lima belas menit terasa begitu cepat dan jam juga terus berputar .... Setelah itu, kami dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk menaikkan setiap pokok doa yang telah dipresentasikan oleh Hadi, Pioneer, Yudo, dan Evie. Secara khusus, pokok doa dalam sesi kedua ini adalah seputar proyek Alkitab di SABDA. Kami berdoa untuk setiap pokok doa yang disampaikan. Kemudian, Okti membagikan renungan dari sebuah artikel yang berhubungan dengan doa. Saya pribadi sangat diberkati lewat renungan tersebut. Renungan itu mengatakan bahwa semestinya hubungan yang kita jalin dengan Tuhan melalui doa merupakan doa yang rasional (realistis), bukan doa yang emosional. Setelah kami mendengar renungan, kami juga mendengar beberapa kesaksian lagi dari beberapa staf .... Beberapa kesaksian memberkati saya, baik itu berupa nyanyian, quote, maupun kesaksian pribadi dari staf YLSA. Saya merasa bahwa rencana dan jawaban Tuhan kadang tidak bisa dimengerti. Namun, dalam hidup setiap orang, Tuhan sering memberikan sesuatu yang menarik dan istimewa bagi tiap-tiap orang. Saya sadar bahwa Tuhan itu sangat teratur sehingga Ia ingin supaya kita, sebagai manusia, juga teratur dalam menjalani hidup ini.
.... Dan, doa semalam ceria memberi saya banyak hal baru yang harus saya lakukan untuk kemajuan saya ke depannya. Semua ini tidak akan bisa saya lakukan tanpa meletakkan harapan di atas doa. Ya, berdoa dan berusaha. Itu yang saya dapatkan sejak pkl. 20.00 -- 04.30 keesokan harinya dalam acara doa semalam ceria di SABDA. "Tetaplah berdoa." (1 Tesalonika 5:17)
Ketika melakukan roadshow maupun seminar, tidak jarang peserta bertanya kepada staf YLSA perihal bagaimana mereka bisa mendapatkan materi-materi PowerPoint (PPT) yang YLSA sajikan dalam roadshow atau seminar tersebut. Nah, berikut adalah penjelasan kami supaya semua Sahabat SABDA bisa mendapatkannya untuk dapat dibagikan kepada lebih banyak teman dan sahabat.
Sarana utama yang YLSA pakai untuk menyimpan materi-materi PPT adalah SlideShare. Pengguna tidak hanya dapat mengakses materinya, tetapi juga dapat mengunduhnya secara gratis melalui akun-akun SlideShare yang YLSA miliki. Ada tiga akun SlideShare YLSA, yaitu SABDA, Ayo PA, dan Apps4God.
SlideShare SABDA
Melalui SlideShare SABDA, pengguna dapat mengakses slide materi presentasi pelayanan YLSA, produk-produk YLSA, semua pelatihan dan seminar yang diadakan oleh YLSA, juga acara-acara +TED @SABDA. Saat ini, ada lebih dari 120 materi yang dapat Sahabat dan Pendukung YLSA unduh dari akun ini, antara lain:
SlideShare #Ayo_PA!
Sejak gerakan #Ayo_PA! dicanangkan, berbagai roadshow dan pelatihan telah dilakukan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Namun, YLSA hanya bisa melakukan roadshow dan pelatihan ini di tempat-tempat yang terbatas. Oleh karena itu, YLSA membuat akun khusus untuk berbagi slide presentasi gerakan #Ayo_PA!, antara lain:
SlideShare Apps4God
Apps4God adalah gerakan untuk mengajak orang percaya menggunakan teknologi terkini bagi kemuliaan Tuhan. Sejak 2015, YLSA rindu mengajak orang-orang percaya, khususnya gereja untuk menggunakan teknologi/aplikasi terkini bagi kemajuan pelayanan Tuhan, dan menjangkau semakin banyak jiwa bagi Tuhan. Materi-materi mengenai gerakan Apps4God yang dapat diunduh dari akun ini, antara lain:
Kiranya informasi ini bermanfaat bagi Sahabat dan Pendukung YLSA yang ingin mendapatkan berbagai materi presentasi dari SABDA dengan lebih mudah, dan membagikannya kepada lebih banyak orang.
Sejak 1994, Tuhan telah memimpin YLSA untuk berfokus pada pelayanan digital. Meskipun pada saat itu teknologi digital belum dikenal di Indonesia, bahkan internet pun belum masuk, dengan jelas Tuhan menyatakan kepada pendiri YLSA untuk mulai mempersiapkan bahan-bahan dengan cara mengetik semua bahan mentah yang kami dapatkan dari beberapa mitra, lalu memprosesnya secara digital. Bahan-bahan yang kami ketik pada awal pelayanan YLSA adalah Alkitab dan bahan studi Alkitab. Hal ini mengingatkan saya akan cerita Nuh yang membuat bahtera di daratan. Ketika banjir besar tiba, keluarga Nuh selamat karena perkenanan Tuhan dan karena Nuh taat untuk membuat bahtera walaupun belum melihat awan hujan. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Ia menolong staf YLSA mula-mula untuk setia dan tekun mengerjakan “proyek masa depan” Tuhan bagi bangsa Indonesia. Ketika teknologi digital akhirnya muncul, YLSA sudah siap dengan bahan-bahan digital untuk diintegrasikan dengan semua bentuk pelayanan digital yang ada hingga saat ini.
Kesaksian di atas saya bagikan untuk membuka sharing saya mengenai pelayanan YLSA dalam Pertemuan Pekerja KIBAID Indonesia di Tana Toraja, 22 Februari 2018. Pada kesempatan itu, tim YLSA (diwakili oleh saya dan Ody) diundang untuk menyampaikan seminar tentang Pelayanan Digital yang dihadiri oleh sekitar 280 hamba Tuhan sinode KIBAID dari seluruh Indonesia. Acara ini adalah acara tahunan sinode KIBAID untuk memperlengkapi hamba Tuhan agar dapat melayani Tuhan dengan lebih baik. Pada kesempatan ini, saya menyampaikan materi Pelayanan Digital untuk Generasi Digital. Inilah yang menjadi passion pelayanan YLSA, yaitu menjangkau generasi yang hidup pada era digital bagi Tuhan. Materi ini juga saya gabung dengan materi +TED @SABDA Pemuridan untuk Digital Native dan seminar Ibu Yulia di UPH Surabaya mengenai Digital Word for Digital World.
Secara garis besar, materi ini membahas mengenai perkembangan teknologi yang sangat memengaruhi kehidupan manusia. Perkembangan teknologi tidak hanya melahirkan inovasi-inovasi baru, tetapi juga melahirkan generasi digital native, yaitu “penduduk asli” era teknologi. Pemerintah dan industri di Indonesia mengetahui bahwa generasi digital native adalah aset utama bagi negara yang ingin maju. Presiden Jokowi tidak henti-hentinya menyerukan agar ekonomi digital dimasukkan sebagai salah satu mata kuliah atau jurusan dalam pendidikan tinggi di Indonesia agar bangsa kita menjadi kuat dalam revolusi industri abad ke-21 ini. Melek teknologi juga harus menjadi perhatian penting dalam pendidikan di Indonesia, mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi. Pemerintah tahu benar bahwa melalui pendidikanlah, mereka dapat mengedukasi digital native untuk menggunakan teknologi demi kepentingan bangsa dan negara. Sekarang, pertanyaannya: bagaimana dengan gereja? Apakah saat ini gereja sudah menjadi gereja yang ramah digital native? Apakah saat ini gereja memperlengkapi jemaat untuk menggembalakan/memuridkan digital native agar mereka tahu bagaimana melayani dengan memakai teknologi untuk Kerajaan Allah? Apakah digital native dilibatkan dalam penyusunan program gereja era digital ini? Itulah tantangan yang diberikan kepada seluruh peserta pada saat itu. Jika gereja tidak lebih peduli dibandingkan pemerintah mengenai generasi digital native-nya, gereja harus bersiap kehilangan generasi tersebut! Tentu saja, ini sangat menyedihkan bagi masa depan gereja.
Setelah itu, materi dilanjutkan dengan tugas gereja sebagai alat Tuhan untuk membawa digital native memahami bahwa teknologi berasal dari Tuhan dan harus dipakai terutama untuk kemuliaan Tuhan. Alkitab telah memperlihatkan secara jelas bagaimana teknologi batu dan teknologi papirus dipakai untuk menyebarkan firman Tuhan pada zamannya. Setelah itu, ada mesin cetak Guttenberg yang digunakan untuk mencetak Alkitab. Lalu, pada saat ini, ada teknologi gawai yang harus dipakai untuk kepentingan firman Tuhan. Salah satu cara yang dapat menolong gereja untuk membawa generasi digitalnya menggunakan teknologi untuk Tuhan adalah gerakan #Ayo_PA!. Oleh karena itu, sesi kedua menjadi kesempatan pelatihan bagi hamba-hamba Tuhan yang hadir untuk belajar menggunakan HP mereka untuk melakukan PA dengan metode S.A.B.D.A..
Kami bersyukur karena tidak ada kendala yang berarti selama proses pelatihan tersebut. Satu hari sebelumnya, melalui grup WA yang beranggotakan lebih dari 400 hamba Tuhan KIBAID, panitia menolong kami dengan mengumumkan kepada peserta untuk memasang aplikasi Alkitab, Tafsiran, Kamus, AlkiPEDIA, dan PETA Alkitab pada gawainya masing-masing. Oleh karena itu, ketika harinya tiba, hanya sedikit peserta yang belum sempat memasang aplikasi-aplikasi tersebut. Sebelum pelatihan berlangsung, beberapa peserta juga datang ke booth SABDA untuk dilatih menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut. Tidak sedikit pula yang sudah menggunakannya selama ini, hanya saja mereka belum tahu bagaimana memakainya secara maksimal.
Setelah pelatihan selesai, beberapa peserta mendatangi kami dan memberikan kesaksian bahwa materi ini membuka mata mereka mengenai pelayanan bagi digital native untuk menolong mereka menggunakan gawainya bagi Tuhan. Puji Tuhan, ada satu peserta yang bahkan mendorong seluruh peserta untuk tidak anti terhadap HP yang dibawa ke dalam gereja. Gereja seharusnya berada di depan untuk mendorong jemaat, khususnya digital native, untuk menggunakan HP dengan bijak, terutama untuk belajar firman Tuhan karena ada banyak keuntungan yang didapatkan.
Saya sendiri mendapatkan banyak berkat dari Tuhan melalui pelayanan ini. Selain bisa mudik ke kampung halaman saya, Tana Toraja, saya juga semakin melihat pentingnya melayani tubuh Kristus, baik itu secara organisasi maupun perorangan. Masih banyak hamba Tuhan yang melihat teknologi hanya sebagai alat untuk memudahkan hidup mereka, dan itu tidak ada hubungannya dengan pelayanan dan pertumbuhan rohani. Namun, saya bersyukur karena Tuhan mencerahkan pengurus dan banyak hamba Tuhan sinode KIBAID untuk lebih serius memikirkan dan menindaklanjuti pelayanan digital untuk generasi digital, dimulai dari diri sendiri. Kiranya menjadi berkat bagi Pembaca sekalian pula. Salam IT 4 GOD!
Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan!
YLSA Meluncurkan Aplikasi Konseling (HE Cares) Oleh: Jeffrey Lim
Tidak dapat dimungkiri bahwa kebutuhan akan konseling makin bertambah seiring dengan bertambah banyaknya masalah dalam kehidupan manusia. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, permasalahan manusia selalu ada sepanjang zaman, bahkan cenderung semakin banyak dan semakin kompleks. Sebagai orang percaya, kita mengerti bahwa solusi permasalahan manusia ada di dalam firman Tuhan. Firman Tuhanlah yang merupakan jawaban atas permasalahan kehidupan manusia, dan konseling yang alkitabiah membawa manusia yang bergumul dengan masalahnya kepada firman Tuhan.
Dalam konteks kebutuhan konseling, Yayasan Lembaga SABDA mengembangkan aplikasi konseling dengan nama HE Cares (DIA Peduli). Dengan satu praanggapan pemahaman bahwa Allah itu ada, Dia peduli, Dia masih mendengar, dan Dia berbicara kepada kita melalui firman-Nya, kami mengumpulkan bahan-bahan alkitabiah seputar masalah konseling di dalam aplikasi HE Cares ini.
Di dalam aplikasi HE Cares, Anda dapat menemukan hampir 160 kategori topik konseling dengan ayat-ayat Alkitab terkait sesuai topik dan bahan-bahan berupa artikel konseling serta audio konseling yang terkait dengan topik itu. Anda juga dapat menggunakan voice command (voice recognition) untuk menceritakan masalah Anda, dan aplikasi ini akan mencoba mencarikan bahan-bahan alkitabiah yang sesuai dengan pergumulan Anda.
Aplikasi ini bukan aplikasi untuk melakukan konseling secara peer-to-peer secara daring, melainkan lebih tepat adalah aplikasi yang mengumpulkan bahan-bahan konseling alkitabiah yang dikategorikan. Kami percaya bahwa ada tahapan-tahapan penyelesaian masalah pergumulan kehidupan. Ada tahapan ketika orang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri bila dia menemukan wawasan dan bahan-bahan alkitabiah yang menjawab pergumulannya; ada tahapan ketika orang memerlukan rekan untuk mendoakan dan mendampinginya melewati pergumulannya; ada tahapan lebih lanjut ketika orang yang bergumul membutuhkan penanganan oleh hamba Tuhan atau konselor profesional. Aplikasi HE Cares ini lebih ditujukan untuk orang-orang yang membutuhkan bahan-bahan alkitabiah untuk menyelesaikan masalahnya dan orang-orang yang ingin membagikan bahan-bahan tersebut kepada teman-temannya yang sedang bergumul. Meski demikian, di dalam tahapan masalah apa pun, kita tentu membutuhkan terang firman Tuhan. Oleh karena itu, kami percaya bahwa aplikasi yang memuat bahan-bahan konseling alkitabiah ini akan sangat bermanfaat untuk orang-orang yang bergumul dengan berbagai masalah kehidupan.
Anda dapat mengunduh aplikasi HE Cares dengan melakukan pencarian di Google Play Store dengan kata kunci “Konseling SABDA” atau “Konseling”, atau dengan mengunjungi tautan berikut ini: https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.konseling
Kiranya aplikasi ini menjadi berkat bagi pergumulan Anda atau teman-teman/saudara-saudara Anda yang terkasih.
Alkitab Yang Terbuka (AYT): Digital Word for Digital World
DESKRIPSI
Dalam arti sempit, Alkitab Yang Terbuka (AYT) adalah sebuah terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Dalam arti luas, AYT adalah suatu sistem pembelajaran Alkitab (Bible Study System) yang terintegrasi dengan Pustaka Terbuka dan Komunitas Terbuka, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi abad ke-21.
LATAR BELAKANG
Seiring dengan pergerakan zaman, bahasa Indonesia juga terus mengalami perkembangan, dan hal ini turut memengaruhi perkembangan terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia. Awal mula sejarah penerjemahan Alkitab Indonesia adalah terjemahan Injil Matius dalam bahasa Melayu kuno sekitar 1629, dan hingga saat ini telah terdapat kurang lebih 25 versi Alkitab dari bahasa Melayu kuno sampai bahasa Indonesia modern. Namun, hanya sekitar sepuluh versi terjemahan Alkitab yang paling sering digunakan sekarang ini yang memakai bahasa Indonesia modern.
Pada 2012, Yayasan Lembaga SABDA mulai melakukan proyek penerjemahan Alkitab Yang Terbuka (AYT), yang tidak dimaksudkan untuk "menggantikan" atau "bersaing" dengan versi-versi Alkitab yang sudah ada. AYT hadir didasari oleh semangat menghadirkan Alkitab yang setia, jelas, dan relevan pada era digital ini serta menjadi Alkitab yang dapat dipakai untuk penyelidikan dengan menggunakan bahasa Indonesia pada zaman ini. Karena itu, kami, dengan segala kerendahan hati, memulai proyek AYT ini yang diharapkan menolong jemaat Kristus di Indonesia semakin memahami dan mencintai Alkitabnya. AYT merupakan suatu (versi) terjemahan ulang Alkitab dengan menggunakan bahasa Indonesia abad ke-21.
Selain perkembangan bahasa, teknologi informasi juga terus berkembang seiring dengan pergerakan zaman. Masyarakat menggunakan teknologi dalam setiap bagian hidupnya untuk berkomunikasi, mempercepat pekerjaan, sarana hiburan, dan sebagainya karena teknologi mempermudah kehidupan manusia serta mengubah pola kehidupan masyarakat. Bagaimana dengan masyarakat Kristen Indonesia? Apakah perkembangan teknologi juga memengaruhi cara kita membaca dan mempelajari firman Tuhan?
Sayangnya, meskipun teknologi berkembang dengan cepat, pembelajaran firman Tuhan masih lebih banyak menggunakan Alkitab cetak. Generasi sekarang dan generasi mendatang bukan lagi tipe generasi yang membaca dan belajar melalui buku teks. Mereka kini beralih pada dunia digital, yang dianggap lebih praktis dan lebih cepat karena dianggap sebagai sarana yang paling tepat bagi tuntutan zaman ini. Yayasan Lembaga SABDA rindu supaya generasi yang melek teknologi ini tetap bersentuhan, membaca, belajar, dan berbagi kebenaran firman Tuhan dengan teknologi dan bahasa yang lebih mudah dipahami. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk membuat satu versi Alkitab yang tepat dan relevan bagi zaman ini, bukan hanya dalam hal perkembangan bahasa Indonesia, melainkan juga dalam hal perkembangan teknologi abad ini. Yang menjadi kerinduan kami adalah supaya AYT dapat menjadi solusi bagi kebutuhan generasi digital akan firman Tuhan.
VISI
Masyarakat Kristen abad ke-21 makin mencintai Alkitab dengan membaca, belajar, dan berbagi kebenaran firman Tuhan sesuai dengan perkembangan bahasa dan teknologi abad ini. Digital Word for Digital World
MISI
FILOSOFI AYT
Proyek AYT adalah Alkitab Yang Terbuka, sebagai inti, yang terintegrasi dengan Pustaka Terbuka dan Komunitas Terbuka. Inilah yang kami sebut dengan ekosistem AYT. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital, ekosistem AYT dapat digunakan sebagai sistem studi Alkitab bagi generasi digital. Dalam proyek AYT ini, kami melakukan penerjemahan ulang teks Alkitab yang:
SETIA
JELAS
Karena menggunakan bahasa Indonesia abad ke-21 dan didukung dengan bahan-bahan pendukung untuk studi Alkitab, AYT menjadi Alkitab yang:
RELEVAN
Relevan dengan perkembangan bahasa dan teknologi informasi masyarakat abad ke-21 dalam hal:
KOMPONEN PENTING AYT
1. Text dan Derivatives
Bagian ini adalah pengembangan teks AYT dalam berbagai platform, seperti: Audio AYT, Apps AYT, AYT Berdrama, Devotional Bible, Gambar, dsb..
2. Ecosystem dan AYT.Co (Integrated Biblical Study System)
Bagaimana teks AYT dan bahan-bahan derivatif dipakai dalam suatu ekosistem untuk menghasilkan sistem belajar Alkitab yang terintegrasi. Ekosistem ini mencakup situs AYT.Co, media sosial (komunitas terbuka), dan jalur-jalur publikasi.
3. External Aspects
Yang termasuk dalam komponen ini adalah kemitraan, proyek-proyek terjemahan Alkitab, pengguna, dan roadshow AYT.
AYT ONLINE
KOMUNITAS AYT
AYT DALAM MULTIMEDIA
PENANGGUNG JAWAB
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
Kontak: < ylsa@sabda.org >
Oleh: Davida dan Yulia
Mulai pertengahan November 2017, saya melihat suasana di kantor Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) terlihat sedikit berbeda dari hari-hari biasanya. Setiap divisi dan tim pelayanan juga mulai lebih sering rapat. Suasana PA staf pun berbeda dari biasa. Untuk lebih dari seminggu, kami banyak membahas tentang persiapan rohani dan pikiran tentang apa yang Tuhan taruh dalam hati kami. Semua ini kami perjuangkan untuk mempersiapkan Rapat Kerja (Raker) YLSA yang akan diadakan pada 12 -- 13 Desember 2017. Setelah berdoa dan berjibaku dengan berkas-berkas laporan dan rencana tahun depan, hari H yang ditunggu pun akhirnya tiba.
Hari I: 12 Desember 2017: Laporan 2017
Raker hari pertama dibuka dengan sarapan bubur ayam bersama yang disediakan oleh sie konsumsi. Setelah itu, kami mendengarkan renungan yang disampaikan oleh Pak Jeffrey dari Kejadian 2:1-2. Dari renungan ini, saya belajar bahwa Allah kita adalah Allah yang bekerja, bahkan ketika Dia selesai menciptakan dunia dan segala isinya, termasuk manusia, Dia beristirahat tetapi tidak berarti berhenti bekerja. Allah tetap bekerja untuk menopang dunia yang diciptakan-Nya. Tanpa topangan-Nya, maka dunia ini akan hancur semua. Demikian juga kami, staf SABDA, bisa terus melakukan tugas pelayanan kami karena Allah yang selalu menopang. Jika Allah adalah Allah yang bekerja, apalagi kita umat pilihan-Nya.
Acara utama raker hari pertama adalah laporan dari para koordinator, yang mewakili tim-tim pelayanan, untuk melaporkan hasil kerja selama 2017. Selama memberi laporan, setiap staf tidak hanya mendengarkan, tetapi mereka juga diharapkan memberi pertanyaan atau masukan. Saya senang melihat semua staf ikut berpartisipasi sehingga kita semua bisa melihat hasil pelayanan dari berbagai sudut pandang.
Ketika setiap tim menyampaikan laporannya, saya semakin jelas melihat bagaimana topangan tangan Tuhan yang luar biasa sehingga memungkinkan hasil pelayanan yang maksimal. Melalui pemimpin, staf, volunter, mitra, sahabat, teman, dan pengguna produk SABDA, Tuhan bekerja untuk mewujudkan visi-Nya melalui SABDA, yaitu teknologi bagi pembangunan Kerajaan Allah. Beberapa hal yang berbeda dari raker-raker sebelumnya adalah beberapa tim menyertakan kesaksian-kesaksian dari para mitra maupun para pengguna produk-produk SABDA sehingga kami bisa merasakan manfaat dari apa yang kami kerjakan. Sungguh menjadi sukacita yang besar melihat semua jerih lelah kami yang tidak sia-sia. Banyak orang lebih mengenal Tuhan dan firman-Nya melalui berbagai bidang pelayanan yang YLSA kerjakan. Puji Tuhan, hari pertama raker berjalan dengan baik.
Namun, kami tidak bisa menyangkal, di antara pencapaian-pencapaian ada juga hasil yang kurang memuaskan, bahkan ada beberapa yang gagal dikerjakan. Salah satu contohnya adalah pengerjaan Alkitab Yang Terbuka (AYT). Penyelesaian teks AYT masih jauh dari target yang diharapkan. Semoga dari laporan ini, kita dipacu untuk segera menyelesaikan teks AYT karena sudah ada beberapa mitra yang mengantre untuk memakainya. Beberapa kegagalan lain disebabkan karena kurangnya sumber daya manusia. Hal ini menjadi catatan utama HRD. Kami harus terus berdoa agar Tuhan mengirim lebih banyak pekerja sehingga semakin banyak pekerjaan pelayanan yang bisa dikerjakan.
Hari II: 13 Desember 2017: Rencana Pelayanan 2018
Setelah menikmati sarapan dengan menu nasi bakmoy, kami mengawali raker hari kedua dengan mendengarkan renungan. Renungan pagi itu mengingatkan kita tentang waktu istirahat "hari ketujuh", yang disebut "sabat". Bagaimana mengaplikasikan sabat dalam pelayanan YLSA? Harus ada waktu-waktu untuk kita berhenti sejenak dari rutinitas guna menikmati Tuhan dan firman-Nya. Secara khusus, hasil dari laporan AYT, bahkan pembicaraan beberapa minggu sebelum hari raker, sangat menggugah kita untuk mengaplikasikan "sabat" di SABDA dengan berhenti beberapa waktu dari tugas-tugas rutinitas untuk fokus mengerjakan AYT. Ini keputusan yang sangat drastis yang akan memberi dampak luas bagi pelayanan SABDA. Karena itu, kami harus mengambil keputusan bersama apakah semua staf bisa memberikan 5 jam sehari untuk terlibat "sesuai dengan kapasitas masing-masing", menyelesaikan teks AYT dan seputarnya. Puji Tuhan, di akhir renungan ini, secara bersama-sama kami bisa mengambil komitmen dengan satu semangat untuk menyelesaikan proses editing teks AYT, khususnya Perjanjian Lama. Perencanaan teknis masih harus dipikirkan baik-baik karena ada banyak tugas pekerjaan rutin yang tidak bisa ditinggalkan, misalnya semua komunitas media sosial. Namun, pekerjaan-pekerjaan lain harus disusun ulang berdasarkan prioritas baru ini.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, keputusan "sabat SABDA" berdampak besar bagi rencana pelayanan 2018. Puji Tuhan, satu per satu tim pelayanan, ketika mempresentasikan rencana pelayanan 2018, juga mulai memikirkan tugas-tugas apa yang harus dan bisa dipotong, diefisienkan, dan digabungkan sehingga semua rencana ke depan bisa berjalan dengan baik dan penyelesaian pekerjaan AYT juga bisa dikerjakan. Karena itu, pada kuartal I dan II 2018, semua staf akan memberikan 60% waktu kerja untuk pengerjaan AYT. Selain itu, ada prioritas kedua yang juga harus kami perhitungkan, yaitu kelanjutan proyek "Pusat Konseling Digital Indonesia" yang menjadi bagian dari presentasi khusus raker hari kedua, sebagai lanjutan dari proyek aplikasi Android Konseling (HE Cares) yang baru saja diluncurkan pada November 2017. Sesuai dengan dua prioritas ini, maka setelah raker selesai masing-masing tim pelayanan akan memikirkan lebih lanjut strategi teknis pelaksanaan rencana 2018. Berhubung dengan padatnya diskusi rencana 2018, raker tidak dapat ditutup pada hari kedua ini. Penutupan raker dilaksanakan pada keesokan harinya, sekaligus debriefing untuk mengevaluasi acara raker itu sendiri.
Hari III: 14 Desember 2017: Penutupan Raker
Acara penutupan raker dimulai dengan debriefing untuk masing-masing staf memberikan evaluasi dan hasil belajar selama mengikuti raker. Selain itu, kami juga menyampaikan mimpi-mimpi kami untuk 2018. Seluruh staf berpendapat bahwa acara berjalan dengan lancar dan tidak ada "ketegangan tingkat tinggi". Semua menikmati jalannya raker karena setiap pemaparan laporan maupun rencana dibicarakan dengan kesatuan hati demi kemajuan pelayanan. Beberapa staf juga belajar mengenai fleksibilitas untuk menyesuaikan rencana kerja dengan prioritas pelayanan yang dinyatakan Tuhan.
Puncak penutupan acara raker adalah renungan yang disampaikan oleh Ibu Yulia, Ketua YLSA, dengan tema God's Plan. Dasar dari renungan diambil dari Yesaya 1:1-11 yang merupakan janji Allah yang diterima oleh pemimpin YLSA ketika Allah pertama kali menyatakan visi-Nya kepada beliau untuk membuka ladang pelayanan digital di Indonesia. Saat ini, "dunia internet": alamat domain, software, apps, dan produk-produk digital adalah ladang yang Tuhan percayakan kepada YLSA. Dalam menjalankan rencana Allah itu, jalannya tidak selalu mulus. Banyak tantangan, hambatan, dan rintangan, tetapi Tuhan memberikan janji bahwa Dia akan menyertai asal kami taat. Renungan ini memberikan kekuatan kepada kami untuk setia melayani Dia di "tanah internet, tanah digital" yang saat ini kami "injak". Terpujilah Tuhan! Setelah itu, kami semua berdoa bersama untuk bersyukur kepada Tuhan dan menyatakan permohonan kami agar Tuhan selalu menolong dan menopang kami.
Raker sudah selesai. Selanjutnya adalah membuat strategi melakukan "sabat" dengan memberikan prioritas pada penyelesaian AYT dan prioritas-prioritas berikutnya. Harapan saya, seluruh staf, volunter, mitra, donatur, sahabat, dan pendukung YLSA semakin giat mengerjakan bagian tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Mari kita bersatu hati untuk mempersembahkan IT FOR GOD! Segala kemuliaan bagi Tuhan!
Comments